link menu

Jumat, 25 April 2014

Manusia Sebagai Mahluk Istimewa




Sesunggunya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S At-Tin : 4)
                Manusia adalah mahluk yang telah Allah ciptakan kedunia. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam A.S. manusia yang diciptakan langsung dan tanpa perantara manusia. Dengan kemampuan yang telah Allah berikan, Adam dapat menyebutkan semua nama benda-benda yang Allah tunjuk.  Saat itu telah berbaris mahluk-mahluk mulia yang senantiasa tunduk patuh kepada Allah. Seketika itu juga Allah memerintahkan untuk sujud kepada Adam. Serentak semua bersujud. Ditengah tengah barisan malaikat yang bersujud, sesosok mahluk enggan untuk bersujud. Seorang jin yang telah Allah sejajarkan dengan para malaikat, enggan mematuhi perintah Allah untuk bersujud kepada Adam.
“dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat. “sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang ang kafir.” (Q.s Al-baqarah : 34)
Posisi Adam sebagai manusia telah Allah tinggikan di antara mahluk yang lain, dengan diberikannya kemampuan yang tidak dimiliki mahluk lain dan diangkatnya manusia sebagai Kholifah di muka bumi menjadikan Manusia ini lebih utama dibandingkan dengan mahluk Allah lainnya.
Kemampuan yang Allah berikan sangatlah sesuai dengan Ayat telah di kutip di atas, bahwa Allah telah menjadikan Manusia dalam bentuk yang terbaik. Diberikannya kita mata lalu bisa melihat, diberikannya kita telinga lalu bisa mendengar, diberikannya kita lidah lalu bisa merasa, diberikannya kita kulit lalu kita bisa menyentuh, dan yang paling penting adalah diberikannya kita akal sehingga kita bisa berfikir dan menjadikan kita berbeda dengan binatang.
Jikalah ada yang akan menawar mata kita seharga seratus juta, apakah akan anda jual? Tentu tidak bukan, nikmat melihat ternyata tidak akan dapat di gantikan oleh uang senilai seratus rupiah. Bagaimana dengan telinga? Atau indra yang lainnya? Tentu tetap  tidak akan kita jual. Allah telah memberikan berbagai nikmat yang luar biasa bahkan tidak dapat di beli dengan uang sebanyak apapun. Apa sebenarnya maksud Allah memberikan hal ini secara Cuma-Cuma?
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (Q.s Al-araf : 179)
Dalam Ayat tersebut terceritakan bagi orang yang telah di berikan potensi berupa hati, penglihatan, pendengaran namun tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah mereka di hinakan, bahkan lebih hina dari binatang ternak. Manusia yang awalnya mulia, dengan segala keutamaan di bandingkan mahluk yang lain, kini Allah hinakan sehingga ketempat yang serendah-rendahnya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) (Q.s At-Tiin : 5)
Begitulah kesudahan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat yang banyak namun tidak bersyukur, tidak menggunakannya sesuai dengan perintah Allah maka keburukan lah akibatnya. Padahal Allah telah menegaskan kemaksudan diberikannya kemampuan kepada kita adalah agar kita bersyukur.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.s. An-nahl : 78)
Semoga diri kita senantiasa menjadi manusia yang selalu bisa bersyukur dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar