link menu

Senin, 24 November 2014

Pesona gunung merbabu.



ini sebuah cerita dari satu perjalanan yang kita lakukan di bulan juli, satu cerita tentang pendakian gunung yang kita lakukan bersama. inilah komposisi tim kami dalam perjalanan : 

Pesona gunung merbabu.


Ecang, veteran Ciremai yang kali ini ikut lagi bareng rombongan kita untuk mendaki. Parasnya yang polos tidak menunjukan bahwa dirinya adalah orang yang sangat humoris

Mia odenx, BP ISEG yang merangkap sebagai bagian Existensi Eforest yang bertugas untuk foto-foto. Kali ini setelah sekian lama tidak nanjak ia ikut juga. Dengan berbagai perlengkapan barunya yang serba biru kita lihat sepak terjangnya.
Radit, mahasiswa IESP yang baru pertama kali ikut rombongan kita menunjukan sepakterjangnya dalam pendakian kali ini. Badan yang tinggi dan besar mampu meyakinkan kami bahwa dia orang yang kuat.
Tari, akhwat alumni gunung geulis ini baru pertama ikut mendaki dengan destinasi yang cukup jauh. Tapi dengan kepolosan dan semangatnya apakah ia mampu membuktikan untuk bisa mencapai puncak gunung yang akan kita tuju.
Mas gun, pujangga asal kampus sebelah yang merupakan artis tumblr dengan begitu banyaknya pengagum dan fans-fansnya dan tampaknya sulit sekali lepas dari gadgetnya. Satu kehormatan dapat bertemu dengan artis tumblr yang kadang tulisannya memang sangat menyentuh dan mewakili perasaan (orang-orang).
The annies penghuni kampus sebrang (dulu) ini berperawakan tinggi dan tampak sangat kuat, kemampuannya dengan kegiatan Alam sudah tidak dipertanyakan lagi. Wanita tangguh yang sudah menginjakan kaki di beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini berencana mengikuti Pendidikan Dasar Wanadri (PDW) tahun depan (mau jadi apa toh kamu ni…?). ia termasuk veteran dalam pendakian, sangat senang bisa saling kenalan
Citra, akhwat kusut yang senang mendaki ini ikut juga. Ketua mountainering EForest ini kusut banget, dengan kondisi fisiknya yang memang sedang dalam penyembuhan ia masih saja kekeuh untuk naik gunung. Perlu di acungi jempol buat tekadnya yang kuat untuk bisa mendaki walau kadang keras kepalanya itu serasa minta dijitak. Dia ini yang sering juga nemenin nanjak di beberapa gunung yang pernah saya kunjungi, semoga masih bisa nanjak bareng lagi ya.  
Mba liya, akhwat jogja temannya mas gun, dengan logat jawa yang khas ia ikut rombongan kita. Sempat vakum mendaki beberapa waktu kali ini ia siap lagi untuk berkutat dengan tanah pegunungan.
Luthfi, orang pinter-pinter-kusut, dengan jokes yang khas pria lajang dengan kapasitas otak yang encer dan pembicaraan yang berbobot ini salah satu sepuh di EForest. Pengalamannya mendaki sudah tidak dipertanyakan lagi, jika mendaki bareng dia maka dia adalah orang yang sangat bisa diandalkan.
Gilang, ini saya nih, orang kece pemilik blog TAFAKUR, pendakian kali ini saya berharap bisa sangat menyenangkan seperti biasanya. Kerinduan untuk nanjak disela kesibukan pekerjaan di bandung harus tetap di upayakan bisa terpenuhi. Pendakian kali ini pun harus saya bayar dengan “harga yang mahal” tapi saya piker itu tidak masalah untuk sebuah passion dan pembelajaran. Sesi perkenalannya cukup dulu, kita akan mulai kepada sebuah kisah yang luar biasa, Pesona Alam gunung merbabu.
***
Perencanaan perjalanan ini sudah di wacanakan sejak bulan mei 2014, kerinduan untuk menginjakan kaki di ketinggian dan melepas kepenatan akan hiruk pikuk kota menjadi sebuah harapan saat itu. Awalnya saya tidak yakin bisa ikut, karena ada pekerjaan yang memang harus diselesaikan. Pengkondisian tim, perencanaan tanggal, dan pembuatan anggaran pun dimulai. Maklum banyak mahasiswa dalam rombongan kami, kami harus atur-atur urusan jadwal, karena memang masa-masa Ujian Akhir Semester.  Sampai pemesanan tiket akhirnya saya putuskan untuk ikut dengan segala konsekuensi, membawa pekerjaan ke gunung. Hahaha.
Jumat 21 juni 2014 menjadi hari yang bersejarah bagi saya. Hari dimana pertama kali naik kereta. Kami pergi menuju stasiun kutoarjo, kota purworejo. Perjalanan dengan kereta kutojaya selatan ini memakan waktu 8 jam perjalanan, kami kebagian duduk di gerbong pertama, paling depan. Kejadian lucunya adalah kami janjian untuk ketemu di stasiun kiaracondong, setelah yang lain kumpul ternyata dua orang belum ada, luthfi dan tari, ternyata mereka berada di stasiun sebelah selatan, sedang kita di sebaliknya. Masalahnya adalah tiket kita yang pegang, buru-burulah kita menjemput mereka ke sebrang kereta. Duh..
Kita di dalam kereta selama 8 jam, kereta berangkat jam 21.05. rombongan lengkap ecang, radit, tari, mia, lutfi, gun, annies, citra, dan saya. Kita menghabiskan malam dengan ngobrol, tidur, dan aktifitas masing-masing, sebut saja baca jurnal -_-. Bocoran, sepanjang malam Citra terus ngoceh, ngomong terus gangguin orang - orang yang lagi tidur, buset ga ada capenya -_-. Malam pun kita lalui di dalam kereta, beberapa stasiun kita lewati dengan hanya mendengar suara para pedagang asongan yang menawarkan makanan, popmie, tempe mendoa, nasi, kacang, mijon, luar biasa, dan tidak sedikit yang berjualan itu adalah ibu-ibu yang sudah berumur, bayangkan jualan tengah malam, masya Allah, harus banyak bersyukur lagi kita ini.
Menjelang subuh hari, kita tiba di setasiun kutoarjo, stasiun kecil yang saat itu sudah terlihat ramai dengan orang-orang yang mau menaiki kereta. Sejenak kami shalat dan langsung menuju luar stasiun, perut lapar kami menyimpang ke warung soto dan Alhamdulillah masih bisa makan dengan harga yang murah. Kemudian kita lanjut ke terminal purworejo untuk langsung meluncur ke magelang. Sekitar 15 menitan kita sudah sampai terminal, jalan yang sepi dan lancer, Susana yang sejuk, dan obrolan dengan bahasa jawa yang sama sekali tidak saya mengerti. Kami naik bis mini yang ongkosnya tidak terlalu mahal dengan waktu tempuh sekitar 2 jam estimasi kita, realitanya hanya 1 setengah jam, buset supirnya masya Allah maa…. Sampailah kita di terminal magelang.
Terminal magelang kita istirahat sejenak dan packing ulang untuk barang-barang yang belum masuk ke ransel, disini kita ketemu dengan satu rombongan kita juga dari jogja, mba liya, ia sampai 20 menit setelah kita tiba di terminal. Dengan demikian lengkaplah rombongan kita untuk menuju kaki gunung merbabu.
Jalur wekas adalah salah satu jalur untuk menuju puncak gunung merbabu, sekitar 1 jam dari terminal kami sampai dan langsung melanjutkan perjalanan dari gerbang awal pendakian. Dengan gagah berani dan ransel kita yang besar-besar kita melanjutkan dengan berjalan kaki tepat dari gapura bawah, jalan utama. Ternyata jauh juga, untuk mencapai basecamp, perjalanan sekitar 2 jam dari bawah Perlu kita tempuh.
Sejenak istirahat dan memperisapkan perbekalan kita siap lanjut untuk jalan, target kita adalah untuk mencapai pos 2 sebelum malam hari tiba. Kami berangkat setelah waktu ashar, perjalanan pun dimulai, trek perjalanan yang saya rasa sangat enak untuk dijelajahi, pemandangan yang menarik di tengah banyaknya pohon-pohon pinus. Perjalanan menuju pos 2 kami estimasikan selama 3 jam saja, dan kami benar bisa sampai pos dua pada waktu yang direncanakan yaitu waktu magrib.
Penampakan malam itu luar biasa, banyak rombongan lain yang camp di lokasi yang sama sambil mendirikan tenda, ada yang memasak air, kurang lebih sama dengan rombongan kita ada juga yang leyeh-leyeh.
Singkat cerita malam itu kami segera makan tidak banyak obrolan yang terjadi hanya sebatas perencanaan untuk menuju puncak kita akan berangkat jam 4 dini hari. Satu hal lagi ternyata tenda kita yang tiga harus kita bagi. Satu tenda diisi oleh para kaum hawa, satu tenda disi oleh saya dan mas gun, dan satu tenda lagi cowo sisanya. Yelah… tidur beduaan. entah malam ini sungguh berbeda. Tapi aku berusaha menikmati malam itu, walau terlihat dilluar ada seorang wanita yang masih terduduk diluar sambil memandang bintang dilangit. Ya si wanita bintang, siapapun itu.
Jreng, seperti biasa kalo waktu-waktu pendakian, pasti rasanya malam itu lama sekali. jam 4 harus bangun pun tidak jadi masalah, karna tidurnya ga kebo juga. Sedikit seduh-seduh minuman hangat sambil prepare buat nanjak. Kita meninggalkan barang di dalam tenda, walau entah satu pisau eiger punya gun tetiba menghilang entah kemana. Kita hanya membawa dua ransel berisi minuman, snack dan medic kit.
Kita menjadi bani israil, dalam arti orang yang berjalan malam, bukan seperti mahluk keji dan hina seperti kaum zionis yahudi. Selepas berdoa bersama, kita susun urutan berjalan. Ini kebiasaan kita, kita selalu jalan bersama tanpa meninggalkan satu kawan pun, “kebersamaan lebih indah dari pada puncak” masih menjadi tagline kami. Perjalanan malam yang saat itu cukup cerah, kita lalui dengan santai. Banyak kita jumpai dan saling salip menyalip dengan rombongan lain. Kita terus berjalan, sayaup suara adzan subuh berkumandang dari kejauhan terdengar, tentu sebagai seorang muslim kita tetap tidak boleh meninggalkan kewajiban kita. Jadi tetep solat walau lagi nanjak #muslimpendaki.
Kita shalat di lembah Antara pemancar dan jalur menuju puncak. Setelah shalat kita lanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan mega oranye sudah mulai tampak, batas hitam dan putih sudah semakin terlihat. Sejenak kami menikmati sunrise yang tidak sempurna karna masih terhalang oleh puncak gunung, ya kami tidak berhasil menyaksikan sunrise di puncak, hehe sayang sekali. tapi bukan masalah. Masih ada perjalanan yang harus di lanjutkan. Perjalanan dari xxx sampai ke puncak cukup memakan waktu, sekitar 2 jam. Kami baru tiba di puncak syarif ketika matahari sudah cukup tinggi saat itu menjelang pukul 7 pagi. Seperti biasa kami selalu mengambil foto sebagai anti thesis terhadap no pic hoax, narsis memang sudah mengalir dalam darah kami tampaknya hahaha. Tak lama di puncak kami ingin melajutkan perjalanan ke puncak berikutnya. Nah disini, ada yang lucu, ecang ama tari dah mau mundur, mau nyerah ga mau ikut menuju puncak berikutnya karna emang sudah lapar dan cape. Ya apa boleh buat, dibujuklah dengan iming” indomie yang bisa di minta dari pendaki lain di puncak, dan bujukan ku memang ampuh banget. Hahahaha. Walau pada akhirnya mereka tidak mendapatkan indomie, Cuma dapet roti dan madu saja, mayan lah ya… yang penting dapet dua puncaknya.
Perjalanan di lanjut menuju puncak kenteng songo, atau Sembilan genting. Perjalanan tidak terlalu lama untuk mencapai sini, sekitar 20-30 menit saja, hanya kita akan dihadapkan dengan trek yang sangat menarik, panjat tebing donk. Satu jalur yang memang dilalui dengan memanjat tebing yang setinggi 3-4m, tapi bisa dilalui denegan berjalan menyamping juga sih, jadi tidak perlu khawatir masih bisa dilalui meskipun dengan membawa carrier. Kentrng song dengan mitos dan ceritanya yang cukup aneh memang sempat membuat ku penasaran, tapi ah masa bodo, Cuma foto” aja kenteng-kentengnya itu yang tidak sampai Sembilan jumlahnya. Duduk-duduk bentar dan ternyata masih ada satu puncak lagi yang bisa di daki, sayang tidak semuanya ikut ke puncak ketiga, puncak triangulasi, ni citra narsisnya minta ampun, banyakan foto dial ah. Ckckck. Puncak triangulasi ini menurut saya adalah yang sangat menarik, karna posisinya yang bagus langsung berhadapan dengan puncak merapi. Puncak merapi yang penuh dengan sisa letusan beberapa waktu lalu yang sempat menggubur kota sekitar dengan abu vulkanik, dan menewaskan kuncen mbah maridjan yang jadi salah satu bintang iklan minuman energy. Gunung merapi terlihat begitu luar biasa, satu wujud kegagahan dan kekuasaan tuhan dalam penciptaannya, aku merasakan ketakutan ketika melihat dari kejauhan, entah seolah murka tuhan terlihat dari gunung tersebut. Wallahualam. 
Tidak lama kami kembali melanjutkan perjalanan untuk menuju camp, karna memang sudah lapar juga ya turunlah kami segera. Ternyata terdapat satu jalan alternative untuk bisa mencapai pos dua dari puncak. Jalur yang kami lalui itu melewati kawah gunung merbabu, terdapat sumber air panas yang tidak terlalu besar dan bau belerang yang cukup menyengat. Perjalannanya ternyata cukup landai, dan kita keluar di persimpangan batu besar setelah pos dua. Jadi tidak terlalu lama kita bisa kembali ke tempat camp.
Kami tiba di tempat camp menjelang tengah hari, segera menyiapkan makan karna perut kita yang sudah sangat keroncongan dari pagi hari. Sejenak beristirahat dulu deh. Ketika kami istirahat memang satu persatu pendaki yang lain meninggalkan tempat camp, kami termasuk rombongan terakhir yang meninggalkan pos2. Setelah packing dan siap jalan, ya kita berdoa untuk segera pulang. Sekitar pukul tiga kita bergerak untuk menuju pos awal pendakian.
Perjalanan cukup cepat, menjelang magrib kami sudah tiba di pos pendakian, walau ada dua orang kusut yang nyasar karna sotoy.. hahhaa. Tapi alhmdulillah masih bisa balik lagi. Istirahat sebentar sambil mempersiapkan diri untuk pulang, kali ini naik mobil bak :D. yeee. Kami naik mobil bak sampai ke kota untuk terus melanjutkan ke kota jogja. Kisah jogja di pisah ya. J
Begitulah kisah pendakian gunung merbabu, pendakian spektakuler selalu kami alami. Keindahan Alam ciptaan sang maha pencipta seharusnya bisa menjadikan kita semakin dekat dengan tuhan. Salam lestari sobat-sobat.

Senin, 27 Oktober 2014

Melek Asuransi; Solusi bagi masyarakat

Beberapa hari ini saya berfikir bahwa betapa banyak hikmah yang bisa diambil dari setiap kejadian yang kita alami di keseharian kita. kejadian-kejadian yang kadang kita rencanakan atau kadang diluar rencana kita, sesuatu yang sudah rutinitas kita atau sesuatu yang baru kita kerjakan. dibalik aktifitas itu semua ada satu nilai hikmah yang patut kita ambil pelajaran.

beberapa bulan yang lalu saya menghadiri satu seminar bertemakan asuransi syariah yang diselenggarakan Allianz dan Masyarakat Ekonomi Syariah, dengan tokoh pembicara bapak Syakir sula selaku pakar asuransi syariah, ibu dian masita Selaku wakil dekan FEB UNPAD, dan ibu Kiswati Soeryoko sekalu Chief Sharia & Corporate Communications Allianz Indonesia. beberapa isu yang dikemukakan adalah berkembangnya industri asuransi Syariah di indonesia. salah satu hal yang mendasari perkembangan ini adalah perkembangan produk asuransi syariah. Produk Asuransi Syariah saat ini sangat beram mengikuti kebutuhan para nasabah. sebagai contoh, Allianz memiliki beberapa produk syariah seperti: Allisya rumah untuk memenuhi proteksi terhadap rumah, allisya maxi found plus adalah produk perlindungan jiwa yang bahkan di tanggung hingga usia 100 tahun, Allisya usaha proteksi kantor dan usaha anda, dan masih banyak produk lainya yang di keluarkan Allianz.

Indonesia dan Potensi pengembangan asuransi syariah 

"Saya optimis kalau industri asuransi syariah global meningkat di beberapa tahun mendatang, maka di Indonesia pun juga akan berkembang,” Muhammad Syakir Sula (7/10/2013)
pernyataan syakir selaku pakar asuransi Syariah meramalkan potensi masyarakt indonesia yang sangat besar dalam mengembangkan industri ini. total populasi indonesia yang mencapai 230juta penduduk, dengan berbagai suku dan latar belakang kebutuhan yang berbeda menjadi potensial pengembangan produk bagi industri ini.

dari setiap diri kita tentu akan memiliki aktifitas yang berbeda, kebutuhan yang berbeda, latar belakang yang berbeda, namun memiliki kesamaan yang harus di hadapi, yaitu risiko. tidak ada pekerjaan ataupun sesuatu yang tidak memiliki risko. urusan kesehatan tentu ada risikonya yaitu ketika sakit, urusan pekerjaan ada risikonya yaitu ketika kecelakaan pada saat bekerja, usuran pendidikan tentu ada risikonya yaitu tidak dapat melanjutkan pendidikan karna biaya yang mahal, urusan rumah tangga tentu ada risikonya misal terjadi kerusakan atau kebarakan terhadap rumah tempat tinggal. semua hal memiliki riskiko dan satu keniscayaan bahwa risiko itu selalu ada dan tidak dapat di hilangkan .

jawaban dari risiko yang tidak dapat dihilangkan ini adalah dengan adanya Asuransi. Asuransi merupakan alat mitigasi atau mengurangi risiko yang ada. sebagai contoh, apabila anda adalah pemilik premi asuransi Allisya care kemudian anda mengalami sakit yang harus rawat inap di rumah sakit, maka semua biaya akan di cover sesuai dengan kesepakatan awal saat proses ijab kabul pembelian premi. anda mengurangi risiko anda harus membayar dengan biaya tinggi terhadap sakit yang datangnya tentu tidak direncanakan .

banyaknya risiko yang ada di keseharian kita harusnya membuat kita "melek" asuransi sebagai alternatif solusi untuk mengurangi risiko kerugian/kehilangan atas satu kejadian. selain sikap kita untuk senantiasa bertawakal kepada Allah dalam setiap kejadiannya, tentu kita harus mempersiapkan berbagai ikhtiar terbaik untuk mecapai hal yang lebih baik dengan perecanaan yang baik.
Risiko tidak dapat dihilangkan tapi dapat di mitigasi. sebagaimana firman Allah dalam surat Al-barqarah : 155
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan beri berita gembiralah kepada orang-orang yang sabar 
merupakan satu hal yang sunatullah bahwa risiko itu selalu ada.adapun yang dapat kita lakukan adalah dengan cara saling menolong diantara kita (takaful) dan terus bersabar dalam menghadapi ujian dan cobaan.

Melek Asuransi  Menjawab Kebutuhan Asuransi

setiap aktifitas kita memiliki risiko, dan kita tidak mengetahui hal terburuk apa yang memungkinkan terjadi. dengan asuransi maka kita dapat meminimalisir potential risk yang ada dari aktifitas kita. melek asuransi menjadi satu hal yang harus dimiliki terkait dengan kebutuhan kita untuk masa mendatang.

nasabah yang memahami tentang asuransi berarti nasabah tersebut tau fungsi dan manfaat dari adanya asuransi tersebut. dan orang yang memahami hal ini tentu akan lebih memilih untuk mengikuti satu produk asuransi karna sudah mengetahui manfaatnya. sudah menjadi tugas para praktisi asuransilah memberikan pemahaman bagi masyarakat untuk memahami apa manfaat dari asuransi ini dan mengenalkan juga kebutuhan mereka akan asuransi.

semakin berkembagnya teknologi, jalur transportasi, gaya hidup dan pertumbuhan bisnis mendorong produk asuransipun semakin beragam menyesuaikan kebutuhan. bahkan dalam satu produk sudah memiliki beberapa item yang sudah termasuk di dalamnya atau yang di sebut sebagai hybrid contract.
hybrid contract inilah yang menjadi solusi untuk memenuhi kebutuahan masyarakat, misalnya produk Allianz smartfinance yang menggabungkan pengelolaan dana pesangon dan asuransi jiwa. bagi anda yang merencanakan untuk mempersiapkan uang pesangon ketika nanti pension maka ini adalah produk yang sesuai dengan kebutuahan anda. masih banyak pengembangan produk yang bisa sesuai dengan kebutuhan anda, karna pada prinsipnya di mana ada risiko, ada mitigasi, ada asuransi.




Kamis, 28 Agustus 2014

Orang kantoran dan Restoran Kaki Lima

orang kantoran identik dengan orang yang berduit, beda dengan mahasiswa ya kan? apalagi urusan makanan. jaman mahasiswa yang dimana kita mau makan aja dijatahnya duh super ketat supaya uang beasiswa nya bisa cukup untuk kebutuhan kuliah, fotocopy lah, print, atau tiba-tiba di tarik iuran organisasi. makanya mahasiswa urusan makan tu ya super hemat, bisa di itung kali dalam setaun berapakali tuh saya bisa makan di kafe yang emang masuk kategori mahal.

sekarang posisinya sudah beda, sudah jadi seorang pegawai yang sudah ada penghasilan. bayarannya standar aja, tapi cukup lah buat setoran ke nyonya besar (ibu), nabung dan keseharian hehee. dibandingkan teman-teman yang lain yang sempat saya tau ya, saya ini orang yang lebih milih makan di tempat kaki lima dari pada di cafe-cafe yang mahal. wah jangan-jangan "pelit" dan selera mahasiswa nya masih aja ngikut sampe sekarang? hohoo.. bisa jadi..bisa jadi..

aktifitas harian saya memang bekerja dalam bidang sosial, bertemu dengan pelaku UMKM, para peternak atau petani di desa-desa, atau dengan para pemuda yang memulai satu bisnis. disana saya menyadari akan luar biasanya potensi perekonomian mikro ini tapi di sisilain saya juga jadi memahami bagaimana dengan kehidupan keseharian mereka.

sambil makan nasi goreng kaki lima daerah DU, pa Harun, saya sempat memikirkan hal ini. sebenarnya ketika kita makan di kaki lima ini siapa yang kita berdayakan? mereka adalah keluarga sederhana yang sedang bekerja dengan berjualan di kaki lima. uang yang kita bayarkan untuk sepiring nasi goreng itu saya rasa sangat bermanfaat bagi mereka yang notabennya hanya pedagang kaki lima.

sebetulnya saya tidak anti dengan barang bermerek atau restoran yang mewah, hanya satu renungan saja bahwa saat ini ada satu value yang seharusnya bisa kita berikan lebih jika kita memilih untuk memberdayakan masyarakat kecil itu dari pada para pemilik merek luar negeri yang bayar makannya aja mahal banget. dengan preferensi seperti itu diharapkan satu waktu usahanya akan menjadi besar dan dapat bersaing dengan frenchise luar negeri itu.

buat mahasiswa dan kamu-kamu yang memang doyan makan di kaki lima, itu bagus ko. kita bisa mengapresiasi upaya para pelaku ekonomi mikro tersebut. oia satu lagi, perlu disadari oleh kita juga untuk menganti mindset kaki lima itu sebagai hal yang jelek, kotor, dan tidak sehat menjadi hal yang positif, pemberdayaan, kreatifitas, dan merakyat.  salam kaki lima. :D *LanjutMakanNasiGoreng

Minggu, 17 Agustus 2014

secerah harapan, selurus jalan


pernah aku berharap sesuatu yang aku rasa sangat jauh sekali dari apa yang mungkin kuraih. ya sangat jauh sekali. jika diukur dengan waktu, maka entah berapa lama akan menghabiskannya, jika diukur dengan jarak entah seberapa jauh harus melangkah, jika diukur dengan dalam, entah seberapa dalam yang harus diselami, jika di ukur degnan tinggi, entah seberapa tinggi sampai bisa di daki. mimpi. 

ternyata benar, bahwa Tuhan itu lah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. aku masih menyakini hal itu meskipun diriku masih dalam kondisi seperti ini. baginda Nabi yang sangat di cinta oleh-Nya bersabda dalam satu hadist :
“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.” Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?” “Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).

seketika aku tersadar, bahwa aku bukan lah siapa-siapa, jika di bandingkan dengan Amirul Muminin Umar bin Khatab, debu yang menempel di pakaiannya pun mungkin masih lebih mulia. 
Sejenak harapan ku tumbuh kembali, saat itu aku dalam kondisi antara cemas akan gagalnya diri ini dan berharap akan satu keberhasilan yang mungkin aku terima.

Ya Rabb, engkaulah yang membolak-balikan hati, tunjukan kepada kami jalan yang lurus, jalan yang enkau rihdoi. 

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)