link menu

Minggu, 27 April 2014

tentang Doa

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."(Q.S Al muminun : 60)

 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S Al baqarah : 186 ) 

setiap hari kita tentu berdoa, minimal 5 kali dalam sehari dalam shalat fardhu. kemudian doa kita dilanjut dengan doa yang spesifik, meminta untuk lulus Ujian sekolah, meminta agar sidang akhir di mudahkan, meminta jodoh yang baik, meminta rizky yang halal, meminta kebaikan bagi orang tua, meminta diberikan tubuh yang sehat dan kuat dan banyak lagi. begitupun dengan saya, tentu memanjatkan doa-doa yang spesifik kepada Allah. 

saya meyakini sekali bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita terkait dengan doa yang kita panjatkan. pernahkah kita berdoa kepada Allah tentang sesuatu agar terjadi dan kita mengetahui orang lain disana berdoa juga agar sesuatu tersebut tidak terjadi. atau pernahkan kita menginginkan sesuatu dan orang lainpun menginginkan hal itu sedangkan sesuatu itu hanya bisa dimiliki oleh satu orang saja. jika berfikir bebasnya, akan ada doa yang dikabul dan doa yang tidak dikabul, doa yang satu harus membatalkan doa yang lainnya.semoga pernyataan saya barusan itu salah, doa bukanlah berbicara kompetisi untuk dikabul dan tidak, doa yang dikabul hanyalah bicara dirikita layak atau tidak dengan doa tersebut.

beberapa waktu ini Allah telah menyiapkan beberapa rencana luar biasa bagi saya, yang saya sendiri pun tidak tau entah bagaimana rencana Allah kedepannya ini. beberapa doa yang sangat saya inginkan ternyata tidak terkabul, bukan tidak dikabul, tapi bisa jadi tertunda atau memang Allah menempatkan untuk tempat yang lebih baik lagi. sedikitpun saya tidak ragu bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-hambanya. Ya Rabb..

"....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S. Al baqarah : 216)

Jumat, 25 April 2014

Manusia Sebagai Mahluk Istimewa




Sesunggunya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S At-Tin : 4)
                Manusia adalah mahluk yang telah Allah ciptakan kedunia. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam A.S. manusia yang diciptakan langsung dan tanpa perantara manusia. Dengan kemampuan yang telah Allah berikan, Adam dapat menyebutkan semua nama benda-benda yang Allah tunjuk.  Saat itu telah berbaris mahluk-mahluk mulia yang senantiasa tunduk patuh kepada Allah. Seketika itu juga Allah memerintahkan untuk sujud kepada Adam. Serentak semua bersujud. Ditengah tengah barisan malaikat yang bersujud, sesosok mahluk enggan untuk bersujud. Seorang jin yang telah Allah sejajarkan dengan para malaikat, enggan mematuhi perintah Allah untuk bersujud kepada Adam.
“dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat. “sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang ang kafir.” (Q.s Al-baqarah : 34)
Posisi Adam sebagai manusia telah Allah tinggikan di antara mahluk yang lain, dengan diberikannya kemampuan yang tidak dimiliki mahluk lain dan diangkatnya manusia sebagai Kholifah di muka bumi menjadikan Manusia ini lebih utama dibandingkan dengan mahluk Allah lainnya.
Kemampuan yang Allah berikan sangatlah sesuai dengan Ayat telah di kutip di atas, bahwa Allah telah menjadikan Manusia dalam bentuk yang terbaik. Diberikannya kita mata lalu bisa melihat, diberikannya kita telinga lalu bisa mendengar, diberikannya kita lidah lalu bisa merasa, diberikannya kita kulit lalu kita bisa menyentuh, dan yang paling penting adalah diberikannya kita akal sehingga kita bisa berfikir dan menjadikan kita berbeda dengan binatang.
Jikalah ada yang akan menawar mata kita seharga seratus juta, apakah akan anda jual? Tentu tidak bukan, nikmat melihat ternyata tidak akan dapat di gantikan oleh uang senilai seratus rupiah. Bagaimana dengan telinga? Atau indra yang lainnya? Tentu tetap  tidak akan kita jual. Allah telah memberikan berbagai nikmat yang luar biasa bahkan tidak dapat di beli dengan uang sebanyak apapun. Apa sebenarnya maksud Allah memberikan hal ini secara Cuma-Cuma?
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (Q.s Al-araf : 179)
Dalam Ayat tersebut terceritakan bagi orang yang telah di berikan potensi berupa hati, penglihatan, pendengaran namun tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah mereka di hinakan, bahkan lebih hina dari binatang ternak. Manusia yang awalnya mulia, dengan segala keutamaan di bandingkan mahluk yang lain, kini Allah hinakan sehingga ketempat yang serendah-rendahnya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) (Q.s At-Tiin : 5)
Begitulah kesudahan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat yang banyak namun tidak bersyukur, tidak menggunakannya sesuai dengan perintah Allah maka keburukan lah akibatnya. Padahal Allah telah menegaskan kemaksudan diberikannya kemampuan kepada kita adalah agar kita bersyukur.
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.s. An-nahl : 78)
Semoga diri kita senantiasa menjadi manusia yang selalu bisa bersyukur dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Akal Mencari Tuhan (tulisan lama)


beberapa waktu lalu ilmuan telah menyatakan hal yang sangat luar biasa Temuan seorang peneliti menjadi perhatian dunia saat ini. Sebuah sungai telah di temukan di kedalaman laut Cenota Angelita, Mexico. Sebuah sungai yang memiliki rasa tawar dan terpisah dari air laut yang asin. Temuan ini semakin menguatkan kebenaran Al-Quran.
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.s Al-furqan : 53)
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing (Q.s. Ar-rahman : 19-20)
Al-Quran telah menceritakan berita ini kepada kita sejak 14 abad yang lalu. Adanya batasan antara dua air, air asin dan air tawar. Fenomena serupa telah di temukan sebelumnya di selat giblartar. Selat giblartar merupakan pertemuan antara dua arus dari laut mediterania dan arus dari laut atlantik yang memiliki kadar garam yang berbeda. Terlihat jelas dari permukaan laut terdapat perbedaan warna laut yang menyatu tersebut. Subhanallah terbuktilah kembali kebenaran Al-Quran.
Hingga saat ini banyak sekali temuan ilmu pengetahuan (science) yang dilakukan oleh para ilmuan malah semakin membenarkan dan menguatkan akan adanya penciptaan, dalih-dalih mereka ingin mengesampingkan adanya unsur yang lebih tinggi yaitu tuhan mereka malah semakin di dekatkan dengan fakta Adanya tuhan yang menciptakan segala kejadian yang ada di alam semesta ini. Teori big bang yang sangat ramai dibicarakan pada abad ke-19 yang membicarakan tentang pembentukan alam semesta ini pada akhirnya harus kembali kepada adanya peran tuhan yang telah mengatur segala hal dengan sangat mendetail. Sehingga benarlah firman Allah :
“Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan: "Jadilah, lalu terjadilah", dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al-Anam : 73)
Banyaknya bukti kebenaran yang telah Allah tunjukan sebenarnya selanjutnya bagaimana akal kita bisa menerima bukti-bukti kebenaran itu.
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”  (Q.s Yusuf : 111)

Minggu, 13 April 2014

"Tuhan" ku bukan "Tuhan"

beberapa waktu ini sering terjadi pembicaraan mengenai peranan tuhan yang mungkin sudah di dudukan pada tempat yang tidak semestinya. siapakah Tuhan ini? bagi umat agama islam dan agama samawi tuhan yang dimaksud di sini adalah Allah SWT, tapi benarkah kita sudah mengenal tuhan kita?

kita mengenal Allah sebagai Tuhan, dalam bahasa Arab terdapat kata Rabb dan Illah yang dalam bahasa indonesia terjemah sederhananya adalah Tuhan. benarkah istilah Rabb dan Illah itu adalah sama dan terwakili dengan kata Tuhan?
dalam buku 4 istilah dalam Al-quran, syeikh abu ala al maududi mengupas hal ini dari segi bahasa, namun disini saya tidak akan men-share secara detail karna keterbatasan ilmu, jika ada koreksi mangga silahkan saja di sampaikan. oia buku ini juga bisa di download secara bebas di google, silahkan saja. jika tidak bisa saya emailkan. bila ada kesalahan mohon di ingatkan.  :)

Illah

arti dari illah ini di jabarkan secara merinci dalam buku, tapi saya ambil simpulannya saja bahawa illah itu adalah sesuatu yang sebenarnya sangat di cintai, di ibadahi, di utamakan, di sembah, kepadanya seseorang menitipkan keselamatan, sesuatu yang akan dapat mengabulkan dan memenuhi semua kebutuhan hidup seseorang.

Illah ini akan disematkan kepada Ma'bud atau sesembahan yang disembah dikarenakan bahwa Ma'bud tersebut dapat : a. memenuhi kebutuhan hidupnya, b. maha pelindung, c. maha penenang, d. mempunyai kekuasaan mutlak yang tidak ada tandingannya, e. maha gagah dan maha perkasa, f. suatu zat yang ghaib dan tidak dapat diindra oleh panca indra.
simpulan ini didasarkan pada Bahasa yang dalam bukunya dirinci secara jelas, sedangkan berikutnya penulis memberikan pembahasan berdasarkan pendapat dari masyarakat terdahulu.

 pendapat orang jahiliyah tentang Uluhiyah atau ketuhanan dan illah diceritakan dalam Alquran
 "Dan mereka memperbanyakkan tuhan selain Allah dengan harapan untuk
mendapatkan pertolongan dari mereka."
(Q.36:74.)
dalam ayat ini diceritakan bahwa illah bagi kaum jahiliyah adalah sesuatu yang darinya dapat diminta pertolongan, dijadikan pelindung dan akan membantu mereka.
banyak lagi pembahasan dalam bukunya tapi saya langsung saja ke simpulan, bahwa : 
  1. orang yang mengangap bahwa sesuatu sebagai pelindung dan penolongnya, dapat menghilangkan penderitaan dan memenuhi keinginannya. mampu mengabulkan permohonan dan dapat memberikan manfaat atau menimpakan kemudharatan, ia juga merasa bahwa sesuatu itu berwenang dan berkuasa atas aturan alam.
  2. Begitu juga bila ia takut pada sesuatu dan taat padanya serta yakin, bahwa kemurkaannya akan mendatangkan malapetaka dan keredhaannya akan melimpahkan rahmat baginya. itu karena sesuatu itu di yakini harus di taati dan ditakuti 
  3.  Orang yang memanjatkan doa kepada selain Allah memohonkan untuk keinginannya, padahal ia beriman terhadap Allah s.w.t., maka mendorong untuk ia berbuat demikian, adalah keyakinannya, bahwa yang dimohoni itu sekutu Allah dalam Uluhiyah (Ketuhanan). Begitu juga, orang yang tunduk pada aturan yang bertentangan dengan kitabullah (norma-norma alamiah/insaniah), jelaslah bahwa ia telah mengakui kemutlakan kekuasaan pembuat aturan itu.
adapun jika berbicara uluhiyah adalah Kemutlakan kekuasaan atas segala sesuatu di alam semesta ini atas bumi dan seluruh langit serta semua isinya. Kemutlakan kekuasaan atas pembuatan hukum dan aturan. Maka, mahu. tidak mahu, harus tunduk dan menyesuaikan diri dengan ketentuan ketentuan (norma-norma alamiah dan insaniah) buatan Allah Tuhan seru sekalian alam itu.

Rabb

dalam bukunya beliau menyampaikan bahwa rabb ini adalah berkaitan dengan pendidikan, Pengasuhan dan sebagainya. Selain daripada itu, ia mencakup banyak arti, iaitu Kekuasaan, Perlengkapan, Pertanggungjawaban, Perbaikan, Penyempurnaan dan sebagainya. Sebab itu, maka kata tersebut merupakan suatu prediket bagi suatu kebesaran, keagungan, kekuasaan dan
kepemimpinan.


Dan kita tidak saling menjadikan Rabb-rabb (tuhan-tuhan) selain Allah. (Qs.3 :64) 

Adapun yang dimaksud dari kata Arbaban, kata majmuk dari Rabb pada dua ayat tersebut ialah, semua pemimpin, baik pemimpin agama, ormas dan orpol, mahupun pemimpin lainnya, yang mengeluarkan aturan atau rencana yang lalu ditaati dan dilaksanakan oleh bawahan mereka, sekalipun bertentangan dengan ketentuan-ketentuan Allah (norma-norma
alamiah/insaniah). Malah dianggap adil.

secara simpulan rabb ini di artikan dalam beberapa hal yaitu :
  1. memelihara, melindungi, menjamin keinginan seluruh makhluk
  2. berkuasa yang berhak memerintah dan melarang.Sebagai pucuk pimpinan yang kepadaNya diserahkan segala urusan, memberi petunjuk dan membuat peraturan.
jika adanya sesuatu yang dimana ia mengambil peran dari pengertian Rabb diatas, maka hendaknya ia kembali kepada jalan yang lurus. ia telah menjadikan sesuatu sebagai tandingan dari Allah. rabb atau pemahaman akan tauhid rububiyah, akan penting untuk disandingkan dengan tauhid Uluhiyah.
layaknya para kaum-kaum terhadulu, mereka meyakini Allah sebagai Rabb namun enggan mengakui Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah.

Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (Q.S yunus : 31)

semoga kita bisa senantiasa memurnikan ketuhidan kita kepada Allah, mendudukan Bahwa Allah lah sebagai Illah dan sebagai Rabb. Aminn..