link menu

Selasa, 24 September 2013

Idealisme, ijazah, Rizki Allah

Mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi, menjelang sidang akhir skripsi s1 sambil menempuh beberapa ujian seleksi beberapa perusahaan. Itu lah kondisi saya ketika menulis tulisan ini. Hasil dari diskusi yang cukup menarik, dan sempat kepikiran dan menjadi sebuah cara pandang. 

Idealisme, sebuah bentuk kondisi ideal yang akan memberikan manfaat maksimal terhadap diri dan lingkungan. Kecukupan kebutuhan, kelayakan gaya hidup, hidup dengan status klas tertentu. Keinginan-keinginan kehidupan dunia yang mewah, berkecukupan dan serba ada. 

Ekspektasinya, seorang akuntan, pendidikan s1, bekerja di perusahaan bonafid atau perusahaan asing yang memberikan jaminan finansil untuk memenuhi semua kebutuhan keseharian, menjadi kebanggaan ketika menemui calon mertua, status sosial di masyarakat. Cara pandang terhadap lulusan akuntansi katanya akan cerah dalam perekonomian, akan memiliki peluang lebih besar sukses finansialnya, satu step lebih dalam memilih kantor pekerjaan. Itulah cara pandang yang beredar di masyarakat, dan yang paling terasa adalah dari orang tua.

Input, prosses, output. Perangkat yang Allah berikan sebagai modal.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-nahl :78)

Allah mengeluarkan diri kalian dari dalam perut ibu dalam keadaan tidak mengenal sedikit pun apa yang ada di sekeliling kalian. Kemudian Allah memberi kalian pendengaran, penglihatan dan mata hati sebagai bekal mencari ilmu pengetahuan, agar kalian beriman kepada-Nya atas dasar keyakinan dan bersyukur atas segala karunia-Nya(1). (1) Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa indera pendengaran mulai tumbuh pada diri seorang bayi pada usia relatif dini, pada pekan-pekan pertama. Sedangkan indera penglihatan mulai dimiliki bayi pada bulan ketiga dan menjadi sempurna menginjak bulan keenam. Sedangkan kemampuan mata hati yang berfungsi membedakan yang baik dan buruk datang sesudah itu. Urutan penyebutan beberapa indera pada ayat di atas mencerminkan tahap perkembangan fungsi indera tersebut. 

Ayat yang sangat mendalam menceritakan dimaksudkannya penciptaan indra-indra yang kita miliki. Pendengaran yang masih sempurna, penglihatan yang masih jelas menjadi satu instrumen kita untuk memahami dan menerima informasi mengenai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Tanda tanda itu di terima oleh akal, kemudian potensi hati yang Allah beri terakhir lah yaitu Hati berfungsi untuk menentukan hal mana yang benar dan hal mana yang salah. 

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam memutuskan.

Sabtu, 21 September 2013

Yuk ber-Qurban (lagi)

Menceritakan tentang habil dan qabil yang berkurban, satu dari mereka diterima Allah kurbannya sedangkan yang lainnya tidak diterima. 

Apa sih yang terbayang ketika di sebutkan tentang kurban? Kambing, sapi, daging, ibrahim, ismail, solat ied, opor #ehh. Yup kurang lebih itu ya, nah tau ga kalo sebenarnya kurban itu sudah menjadi perintah Allah sejak zaman nabi Adam. Terbukti dari ayat yang di sampaikan di atas, kisah kurban kepada qabil dan habil. 

Kisah ini mungkin sudah tidak asing ya bagi kita, ya hanya sebuah kisah, tapi mari kita lihat lagi kisah ini. Saat zaman nabi adam ada satu syariat yang saat ini tidak lagi berlaku, yaitu syariat menikah. Syariat menikah dengan cara silang antara kaka dan adik. Sampai satu waktu habil dan qabil mendapat “sayembara” berupa berkurban yang terbaik kepada Allah. Singkat cerita, kedua orang iniyang menyambut perintah berkurban, habil berkurban dengan hewan ternak yang baik, dan qabil berkurban dengan hasil pertanian sisa (tidak yang terbaik). ternyata Allah menerima kurban dari habil yang berarti kurban qabil tidak di terima. Qabil pun berikrar akan membunuh habil yang akhirnya di eksekusi oleh dia. 

Kamis, 12 September 2013

someplace around garut

ahad, H+3 setelah lebaran tahun 2013 ini mendapat undangan untuk menghadiri nikahan seorang adik teman. tempatnya di bungbulang garut. rencana rombongan berangkat dua motor ternyata hanya jadi satu motor, dengan rusdi ternyata. baiklah.

keberangkatan di rencanakan hari minggu subuh, agar dapat sampai di sana siangnya. janjian jam 5 yang ternyata ngaret dan terhitung berangkat dari cileunyi setelah isi bensin dan logistik jam 5.45. jalur yang kami tempuh seperti biasa, jalur yang memang sudah tidak asing untuk menuju garut kota. nuansa lebaran masih tersasa dengan adanya kemacetan di beberapa titik walau tidak parah saat kami berangkat.
Menuju kota garut dan sarapan di bubur sukabumi, terlertak dekat kampus STKIP garut, tiba di sana pukul 7.30 an.

perjalanan panjang dari garut kota, menuju bungbulang, melewati gunung cikurai yang dengan gagahnya berdiri tegak. gunung yang beberapa waktu lalu sempat di kunjungi di puncaknya dan satu lagi gunung sebelahnya gunung papandayan yang dengan angkuhnya menutup puncaknya, seolah berkata "kamu belum layak untuk melihat puncak ku". hahaha... pemandangan yang enak dan hijau menjadi khas untuk dinikmati sepanjang perjalanan.


satu jam, dua jam tiga jam berlalu.. ini bungbulang dimana sih... curiga di google map ada ga ya? ya.. jauh sekali. setelah masuk daerah bungbulang, kami menuju desa bojong tempat berlangsungnya hajatan, jalan rusak dan mendaki menjadi tantangan luarbiasa, X motor supra 125 sy sampe ga bisa nafas karna gigi satu terus, ditambah jalan yang batu lancip dan jelek ini.. duh.. arsiteknya siapa sih. candaan kita itu melewati jalan ini akan meningkatkan driving skill sebanyak 5 level... gila ni jalan.

Rabu, 11 September 2013

Bicara Regenerasi

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. (An-nisa :9)

Sebuah kutipan ayat yang perlu kita renungi. Ini berbicara perbuatan kita di dunia, berbicara rekan, berbicara adik, berbicara keluarga, berbicara anak-anak. Akan seperti apa generasi berikutnya tentu tergantung perbuatan kita. 

Diskusi yang menjadikan saya berfikir prihal kontribusi, terhadap masyarakat, terhadap islam, terhadap keluarga sendiri, bahkan keluarga yang bisa jadi saya adalah kepala keluarganya. Generasi apa yang akan saya tinggalkan, padahal generasi terbaik adalah generasi Quran. 

Edelweis,

Kamu itu kaya edelweis, cantiknya abadi. #gombal

Persamaan kamu sama edelweis apa coba? Sama sama bakal aku jaga #gombal

Edelweis pun ga bisa nyaingin kamu, kamu itu keindahan yang berjalan #gombal

Dapetin kamu itu pengorbanannya kaya cari edelweis, susah #gombal

Edelweis ada di puncak-puncak gunung kalo kamu ada di puncak cintaku #gombal

Keberadaan kamu mirip edelweis, ada di tempat yang hanya orang pilihan yang mampu menjamahnya #gombal

Cinta ku pada edelweis tak sebesar cintaku padamu #gombal

Edelweis itu tanda cinta tuhan kepada dunia, kamu itu tanda cinta tuhan kepada ku #gombal

Saya cinta sama edelweis, kamu cinta juga sama edelweis? Berarti aku cinta kamu #gombal

Edelweis itu perhiasan puncak-puncak gunung, kamu itu perhiasan puncak-puncak rumah tangga ku. #gombal

Beda edelweis sama kamu itu, edelweis di lindungi dengan tidak di bawa pulang, kamu di lindungi dengan ku bawa pulang #gombal

Dah ahh,, hahahaha,, gombal gila.. Yang mau nambahin bole.. :). Kita jaga bunga ini, tidak memetiknya hanya mengambil fotonya saja, cukup.

Salam lestari.

Selasa, 10 September 2013

Papandayan, merah putih dan hijau kuning.

Jumat 16 agustus, rencana pendakian sudah di setting untuk mendaki gunung papandayan. Pendakian kali ini berbeda, komposisi tim kaliini totaly berbeda dari yang biasanya. Rombongan kali ini yang hanya 5 orang menjadikan perjalanan ini relatif mudah, garut yang dekat juga menjadikan kita bisa hemat biaya dengan membawa motor dari bandung. Aris teman fossei dan sekaligus mahasiswa upi, arif mahasiswa upi juga yang sy sudah bertemu beberapakali di beberapa event, tomy satu cowo yang baru kenalan yg ternyata satu almamater, d fkg dia dan anjar teman saya dari ITS yg aslinya orng bdg namun merantau ke surabaya.

Seminggu sebelumnya, saya melihat gunung papandayan ini pada saat menuju bungbulang, puncaknya yang selalu tertutup seolah berkata "kamu belum layak untuk melihat puncak ku" ya.. Akhirnya kali ini bisa juga di daki ini gunung. Ingin mengungkap apa yang ia sembunyikan di balik awan dan kabut itu. 

Jumat pagi kita berencana berangkat, jam 9 janjian dan ternyata baru bisa kumpul menjelang jam 11 siang. Sy emang sedang ada urusan dulu di kampus jadi aga terlambat. Janjian di indomart cileunyi dan kita langsung saja jalan karna mengejar waktu shalat jumat di garut. Kita shalat jumat jadinya d mesjid besar leles, dan menyempatkan makan siang dan beli bekal dulu d nasipadang yang zonk bgt harganya. Duhh.. Sekitar pukul 3 sore kita sampai di pos awal pendakian camp david setelah membayar biaya masuk d gerbang depan. Titip motor dan daftar untuk pendakian akhirnya kita siap jalan jam 4sore. Hahaha.. Di luar ekspektasi kita sih naik jam 4 sore itu. 

Kondisi gunung papandayan saat itu terlihat cukup ramai ketika di davidcamp, urutan no 60 waktu registrasi. Mulai jalan pertama melewati kawah gunung papandayan, ya.. Gunung ini kawah dulu yang kita lewati, jika di ciremai atau di gede kawah itu terakhir alias puncaknya, diaini beda ternyata. Jalan yang bebatuan khas, bau belerang yang cukup menyengat dan keindahan tebing" gunung menjadi pmandangan awal yang menghilangkan rasa cape perjalanan. Keren bangett... 




Semburan asap dari dalam kawah tampak mengepul ke langit, suara didihan air di rongga rongga gunung terdengar di beberapa daerah dekat kawah. Setelah kawah terus berjalan akhirnya menemukan rerumputan dan tebing, ketemu sungai dan lanjut terus sampai menemukan pertigaan lawang angin katanya. Disini ada warung registrasi entah apakah ini legal atau tidak dengan memungut sumbangan juga. Ke kiri mengarah kepada pondok saladah, sedang ke kanan adalah pondok goberhood. Pondok goberhood ini berada d tebing yang disitu langsung menghadap ke timur menghadap gunung cikurai dan tempat yang sangat baik untuk melihat sunrise. Awalnya kita ga tau ini nama tempatnya apa, karena tanya" ke warung ga jelas, tanya pendaki lain ga jelas, seolah siapa yang berbohong sini. Kita sudah mengeluarkan tenda ketika d goberhood, tapi kita packing lagi dan pindah langsung ke pondok saladah. Tepat magrib hari kita sampai d saladah melihat banyak sekali tenda tenda yang sudah didirikan di tempat ini. saladah adalah satu lapangan rumput yang sangat luas, yang mau lari" di sini cocok bgt, yang mau guling" juga pas. cari" lapak yang asik dan kita siap mendirikan tenda. 

Malam ini cukup mengecewakan. Awan cukup banyak terlihat di langit papandayan. Cahaya bulan purnama pun tampak sedikit menjadi polusi cahaya untuk melihat bintang-bintang. Apa daya, tidak lama deh melihat bintang" d langit. Dengan binokuler baru, sempat juga melihat bulan purnama yang lebih besar karna bantuan alat ini. Tapi ada hiburan lain, ramainya pendaki yang bercanda saling sahut menyahut, "hahahaha yeeee.." Suara rombongan cewe ribut" d saladah, langsung d sambut cowo" se lapangan dengan godaan godaan, "wooooo...", "yiihaaaa", "bisa jadi bisa jadi." Sahut menyahut antar tenda menjadikan senyum" aja, dan sesekali ikut teriak juga.. Hehehe.. 



Sunrise terlihat lebih jelas d pondok goberhood. Setelah salat subuh d tenda, langsung tancap menuju sisi timur gunung ini. Penampakan matahari yang tidak terlalu jelas karna tertutup hamparan awan membuat sedikit kecewa. Dari puncak timur ini juga tampak puncak gunung cikurai yang kokoh berdiri. Tidak lama melihat sunrise ini, kembali ke tenda untuk sarapan terlebih dahulu yang kemudian di lanjut dengan upacara bendera. 

"Yang mau ikut upacara, merapat ke lapang tengah" terikan seorang pendaki yg akhirnya jadi protokoler upacara. 

Semua berkumpul untuk mengikuti upacara bendera, tidak seperti biasanya upacara kali ini berbentuk kotak mengelilingi tiang bendera, tanpa ada barisan yang cukup rapih dan banyaknya reporter dadakan yang membawa kamera dan video recorder. Upacara pun dimulai. 

Protokoler memangil pemimpin upacara, si abah dengan syal batik sunda diikatkan di kepala menjadi pimpinan upacara. Dan ternyata,,, pembina upacara belum ada.. Nah loh.. "Sok saha we maju sok.." Teriakan dr kerumunan peserta upacara, suntrungkeun we aris sama saya teh. Dia jadi pembina upacara hahaha.. Koboy euy. 

Pengibaran bendera dilakukan tiga orang pengibar bendera. diiringi lagu indonesia raya dan penghormatan dr peserta upacara, bendera di kerek sampai atas. tampaknya pengibar bendera masih smp Belum rapih pelaksanaannya, tapi tidak jadi masalah. :) setelah pengibaran bendera, sambutan pembina upacara. "Untuk perhatian, istirahat d tempat.. Grak" dengan lantang si abah meneriakan istirahat d tempat. Serempak semuanya... Duduk. "Calik..calik.." "Istirahat di tenda we" wkwkwk gubrak lah ni upacara.. Kocak bener. 

Sambutan selesai, di lanjut pembacaan naskah proklamasi, wuih.. Ini lebih koboi lagi. Hahaha. Kocak dah. Upacara d akhiri dengan pembacaan doa, lalu bubar jalan. Hahaha.. Masing" kembali ke tenda. 

Simpulan sederhana saya adalah, mungkin ini adalah alaminya kita manusia indonesia dalam memperingati kemerdekaan, bebas berekspresi di alam, bebas berpendapat, bebas memilih, dan bebas menjaga. Ini mungkin bentuk cinta kepada tanah air, kami melindungi gunung tercinta ini. 

***
Selesai sarapan, beberes dikit, langsung siap berjalan menuju puncak. Pondok saladah yang saat itu sedang si penuhi tenda" pra pendaki, dan edelweis yang tersebar d sekitar saladah menjadi pemandangan awal persiapan pendakian. Jalur sungai yang tim kita lewati, cukup menantang, jalan berbatu dan cukup tinggi, sekitar 20-30 menit nanjaknya. 


Setelah tanjakan sungai ini kita menemukan edelweis, banyakkk sekali. Seperti biasa paling ga tahan sama foto". Hahaha. Disini kita juga ketemu rombongan sealmamater, unpad fisip. Lukman cs. Dan akhirnya kita jalan bareng deh. Menuju puncak papandayan, tegal alun. Setelah lewat jalan beredelweis, lewat hutan" dan akhirnya sampai di tegal alun, lapangan luas dengan banyak edelweis mengelilinginyal. Sayangnya jalan menuju tempat ini tidak terlalu jelas karna ga ada petunjuk arah jalan, mungkin karna gunungnya santai sih ya. Entah, 

Istirahat sambil ngopi" tenggo dan malkis abon, sambil ngobrol tentang canghegar yang bikin ngakak kita saling kenal kenalan deh, hehehe.. 

Destinasi berikutnya adalah hutan mati, jalan beberapa menit, dr tegal alun itu memasuki hutan-hutan lagi, cukup terjal untuk turunnya, apalagi naik. Hehe. Ketemu rombongan yang lain, banyak beud,,, para senior (Re:berusia) pun pada naik dan kuat kuat, begitu juga bocah" yang ikut mereka. 


Bberapa menit barulah sampai di hutan mati, gersang, panas, dan.. Mati. Kehebatan wedus gembel papandayan meninggalkan jejak, hutan yang mati, jalur" lahar, bebatuan vulkanik. Hutan mati ini ukurannya sangat luas sekali. Kita jalan sampe ujung hutan mati yang nyambung dengan kawah, setelah itu balik lagi deh ke saladah, ke tenda. Makan dan packing lanjut aja turun ke pos david, sekitar 1,5 jam perjalanan sudah sampai lagi. Santai sekali pendakian kali ini. 



Setiap pendakian seharusnya mendekatkan diri kita kepada sang pencipta untuk terus dapat bersyukur. Mari lindungi dan lestarikan Alam ini, momen kemerdekaan ini haruslah menjadikan kita benar" menjadi pribadi yang bebas untuk bersyukur dan ber tafakur. 

Salam lestari..