link menu

Kamis, 10 Juli 2014

Bau busuk

Seketika aku mencium bau busuk, bau yg tidak sedap dan sangat mengganggu. Aku berusaha mencari dari mana sumber bau busuk tersebut. Belakang lemari, dibawah kasur, ataupun di balik jendela namun tak aku temukan. Setelah lama cari diseluruh ruangan ternyata bau itu berasal dari tubuhku. Keluar dari pori-pori kulit ku. Ia mengeluarkan gas berwarna sambil terlihat tulisan tulisan muncul di kulit ku yg menggambarkan dosa yang ku perbuat. Aku kaget dan panik, apa ini? Sebuah tegurankah? Aku berlari ke kamar mandi, membersihlan diri dengan air dan sabun. Namun keluar lagi, sangat menakutkan... sampai aku tidak bisa berbuat apalagi. Aku menangis dan... aku terbangun.

Astagfirullahalazim... sebuah mimpi yang mengerikan bila benar terjadi demikian. Sebuah gambaran sebagian penghuni neraka...

aku hanya terdiam menangis dan penuh pertobatan...

Selasa, 01 Juli 2014

Ilmu – Allah – Manusia




“menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim”
Hadist yang sudah tidak asing lagi di telinga kita bukang. Betul itu tentang kewajiban kita sebagai seorang muslim yang harus terus mencari ilmu. Kenapa harus ya? Sedikit sharing tentang kenapa kita harus menuntut ilmu selain dari sebuah perintah yang telah Allah tetapkan, Allah pun akan meniggikan orang yang berilmu seperti dalam firmannya
“Allah meninggikan orang yang berilmu beberapa derajat di hadapan Allah”
Ilmu yang wajib kita pelajari adalah ilmu mengenai dinnul islam, ilmu yang akan menentukan kehidupan kita di hari akhir kelak. Adapun ilmu-ilmu lainnya itu hukumnya fardhu kifayah artinya ketika ilmu itu penting untuk kelangsungan hidup umat muslim maka semua umat muslim wajib mengetahui hal itu tetapi jika sudah ada orang yang mempelajarinya maka kewajiban umat muslim yang lainnya hilang. Ilmu mengenai dinul islam ini penting kenapa, karna mencari ilmu tentang islam ini adalah bentuk bersyukurnya kita sebagai manusia yang telah Allah SWT ciptakan dan kita sadar harus mengabdi kepada Allah SWT. Saya kasih gambaran sederhana, manusia ini bisa jadi ada beberapa level. Dilihat dari bagan di bawah ini ya .




 








Ini adalah bagan tahapan manusia, ada yang seperti binatang, ada yang disebut manusia, hamba, dan seterusnya sampai seorang manusia itu bisa disebut sebagai mutaqin. Singkat saja ya, yang menjadikan manusia bersifat seperti binatang adalah ketika dirinya tidak menggunakan akal dan potensi yang diberikan Allah. Sedangkan manusia menjadi seorang hamba adalah ketika menggunakan akalnya ia mampu menyadari bahwa dirinya ada kemaksudan atas adanya dirinya yaitu untuk mengabdi kepada sesuatu, ketika dirinya menyadari untuk mengabdi kepada Allah dan mengikuti Islam, jadilah dirinya seorang muslim. Muslim yang baik akan menjadikannya untuk terus menuntut ilmu untuk mencapai tahapan selanjutnya, yaitu mumin atau orang yang beriman, ia sudah mau untuk mendalami islam, sudah mau melaksanakan perintah-perintah-Nya. terdapat firman Allah yang membedakan antara orang beriman dengan orang islam, sebagai berikut :
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al hujurat : 14)
Baik, disini kita fokuskan pada pembicaraan utama kita. Yaitu orang beriman, yang dimana kita harus mampu menjadikan iman itu masuk kedalam hati kita, menambah pengetahuan tentang iman itu sendiri.
Kedudukan Allah SWT
Ketika ada paertanyaan siapa Allah itu? Jawaban kita mungkin akan mengatakan bahwa Allah adalah tuhan kita, yang memberikan risky, yang mengatur urusan kehidupan, yang mengabulkan doa-doa kita, kurang lebih seperti itu. Begitulah jawaban yang sederhana, disini saya ingin share bahwa Allah telah membagi kedudukan Allah SWT seperti apa, hal ini terlihat dalam surat yang sudah sangat kita kenal,

Katakanlah: "Aku berlidung kepada rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia (Q.s an-naas : 1-3)
Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa dirinya adalah Rabb, Malik, dan Illah. Mari kita lihat satu persatu
Rabb
Allah menyebut dirinya sebagai Rabb yang dalam bahasa Arab memiliki pengertian, tuhan, Pencipta, Pendidik, Pengatur segala urusan, Pemelihara dan lain sebagainya.  Seperti dalam surat :
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?" (Qs. Yunus : 31)
Disinilah kita menyikapi bahwa Allah adalah rabb ketika kita menyebutnya bahwa ialah pencipta kita, pengatur dan pemberi risky.
MALIK
Allah menyebut dirinya Malik yang dalam bahasa Arab memiliki pengertian yang memiliki kekuasaan, Allah lah yang menguasai barat dan timur, utara dan selatan, langit dan bumi Allah lah yang menguasai semua itu.
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Qs Al furqan : 2 )
Allah memposisikan dirinya sebagai penguasa langit dan bumi, begitulah seharusnya kita memposisikan Allah SWT.
Illah
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Qs muhmmad : 19)
illah adalah sembahan, sesuatu yang diutamakan, dicintai, makna bahwa Allah SWT sebagai Illah adalah, hanya Allah lah yang pantas untuk menajdi sembahan, yang merupakan diutamakan, yang satu-satunya dicintai secara mutlak.
Manusia
Ketiga hal ini mengapa penting bagi kita untuk mengetahui? Apa sebenarnya keharusan kita untuk mengetahui kedudukan Allah? Disini saya coba share apa kepentingan dari ketiga hal ini.
Kepentingan yang pertama adalah kita ini sebagai seorang Hamba. Apa arti seorang hamba? Seorang hamba adalah sosok yang lemah, diamana ia hanya bisa mengikuti titah tuannya. Ia tidak akan dapat hidup jika tidak bergantung kepada tuhannya. Disini tuan manusia adalah Allah. Penting sekali bagi kita yang merupakan seorang hamba untuk mengenal siapa sebenarnya tuan Kita, sehingga kita sebagai hamba tidak akan salah dalam memposisikan siapa tuan kita, apa saja hak-hak tuan kita, dan apa saja kewajiban kita sebagai hamba terhadap tuan kita. Allah sudah menetapkan apa saja hak-hak Allah dan Allah menetapkan juga apa kewajiban hambanya.
Selain sebagai hamba, kita pun diposisikan Allah sebagai seorang kholifah di muka bumi. Manusia di jadikan kholifah di muka bumi ketika penciptaan nabi Adam AS, dan tugas tersebut terus turun-temurun di jalankan oleh para pengikut kenabian sampai akhir zaman. Kholifah bertugas untuk mengatur dan mengelola bumi yang diamana ia sebagai wakil Allah di muka bumi. Kholifah harus bergerak dan bertindak sesuai dengan kepentingan Allah, karna kholifah atau manusia adalah wakil Allah di muka bumi.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs Al Ahzab 72-73)
Dalam meberikan Amanah dan tanggung jawab kepada manusia, Allah SWT pun memberikan satu arahan dalam mengelola bumi yang terlihat dalam ayat berikut :
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan… (Qs. Al hadid : 25)
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Qs Shaad : 36)
Begitulah peran kholifah yang harus dijalankan manusia sebagai peran yang telah Allah berikan. ia juga bertugas untuk tetap menjaga manusia lainnya untuk senantiasa mengabdi kepada Allah secara sempurna, menjaga keimanan serta ketaatan hanya kepada Allah saja secara sempurna.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (Qs al baqorah : 208)
Ayat tersebut adalah seruan Allah kepada manusia yang beriman untuk mengikuti seluruh perintah dan larangan yang telah di tetapkan Allah secara utuh, tidak sebagian-sebagian. Disinilah pentingnya diri kita memahami bahwa diri kita ini diciptakan oleh Allah tentu dengan satu maksud yaitu :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Qs Adz zaariyat : 56)
Cukup panjang ya tulisannya, tapi poin besar yang saya maksudkan dalam tulisan ini adalah, bagaimana kita sebagai hamba bisa mengenal siapa sebenarnya tuhan kita, apa saja hak-hak Allah dan kedudukannya, dan siapa kita dan peran kita ini harus ngapain dalam rangka peribadahan secara utuh kepada Allah SWT.
Semoga curahan ilmu dan hidayah senantiasa mengalir kepada kita dan kita senantiasa di tunjukan jalan yang lurus. Aminn…
Wallahualam