link menu

Kamis, 26 Juni 2014

Kalo kerja sebatas cari uang.



“Jika hidup hanya sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Jika bekerja hanya sekedar bekerja, kera juga bekerja" (HAMKA)


Uang, ada ungkapan bahwa semuanya dapat di beli dengan uang. Uang memang menjadi alat paling penting di dunia, dengannya kita bisa memmebli makanan, minuman, pakayan yang baik, berlibur ke tempat wisata yang eksotis, atau membayar tagihan rumah sakit.
Wajar tidak jika orang orang sibuk mencari uang untuk kehidupan mereka, tentu sangat wajar. Kita memang diperintahkan juga untuk  menafkahi diri kita sendiri, kalo punya anak istri ya kita juga wajib memenuhi kebutuhan mereka. Banyak sekali cara mendapatkan uang, dari cara yang haram seperti merampok, cara yang halal seperti berdagang bahkan cara yang seolah baik padahal tidak seperti bunga/riba atau pasar uang. Disini saya menemukan sesuatu.
Beberapa waktu lalu mendapatkan beberapa peluang besar untuk berkarir, luar biasa, mungkin bagi sebagian orang akan menganggap saya gila karna menolak beberapa tawaran itu, dan memang ternyata saya gila. Tawaran itu tidak saya ambil. Saya merasakan betapa berharganya pelajaran yang Allah berikan dalam menentukan pilihan ini.
Betul bukan jika hidup ini hanya satu kali saja? Itu lah yang menjadi alasan saya. Hidup yang sekali ini ingin saya menikmati perjalanan hidup saya. Pekerjaan di BUMN atau perusahaan Multinasional saat ini bukan lagi menjadi incaran saya, saya hanya ingin menikmati pekerjaan yang akan membuat saya senang dan puas dalam bekerja, berfikir, dan mengatur.
Bukan sebatas Uang. Apakah kamu mau menukar waktu muda kamu di usia 22 – 30 tahun kamu dengan setiap harinya pergi ke kantor eight to five kadang lembur, dan hanya mendapat cuti 6 hari dalam satu tahun  dengan gaji 4 juta rupiah sebanyak 15 kali pertahunnya. Tentu boleh lah, lumayan untuk modal nikah dan nyicil rumah ya. Tapi tenang, bukan bicara jam kerja yang ingin saya share disini, tapi bicara kebermanfaatan pekerjaan kita. Keberadaan  kita dalam melaksanakan pekerjaan ini siapa yang akan merasakannya, siapa yang akan menikmati hasilnya dan siapa saja yang akan di untungkan dari pekerjaan kita. Jika kita bekerja hanya untuk memperkaya diri sendiri, apa artinya? Begitulah. Value apa yang bisa kita hasilkan dari pekerjaan kita untuk dirikita, untuk lingkungan kita, dan menjadi solusi permasalahan dunia, solusi permsalahan orang-orang yang kita sayangi.
Bekerja adalah satu keharusan, apalagi jika kamu seorang laki-laki, kamu akan menjadi kepala keluarga, kamu bertanggung jawab terhadap anak-istri dan keluargamu. Pekerjaan kamu pun akan di tanyakan di akhirat. Pendapat saya, kita hidup di wajibkan untuk beribadah kepada Allah, sedangkan dalam melaksanakan ibadah itu kita harus hidup, harus makan, harus minum dan sebagainya. Ketika kebutuhan-kebutuhan itu harus terpenuhi dan cara nya adalah dengan bekerja/mencari nafkah, maka hukumnya jadi wajib.. 

Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At-Taubah: 105)

Wallahualam.


Senin, 09 Juni 2014

musik (islami) cover ala Raef

Alunan musik bagi saya pribadi sudah sangat dekat di telinga, saya memang menyukai musik hampir setiap perjalanan saya pakai headset untuk mendengar playlist yang ada di handphone saya. walaupun saya hanya bisa memainkan gitar dengan skill standar pemula, dan orang bilang suara saya juga standar (pales), tidak mengurangi kesenangan mendengarkan musik, saya juga profesional singer di helm ink full face
berikut adalah salah seorang artis youtube yang meng-cover beberapa lagu yang (mungkin) bagi kita sudah tidak asing lagi di telinga ya. Raef mengcover lagu-lagu yang awalnya non-islami menjadi lagu islami. ada beberapa video yang bisa teman-teman lihat di youtube.com, silahkan cari saja. hohoho.. ini ada beberapa video yang saya link ke blog ini. selamat menyaksikan.:D



Senin, 02 Juni 2014

Orang besar orang kecil

ahhh... pernah cape dengan kehidupan yang setiap harinya bisajadi sama. hal itu yang kita sebut rutinitas. seorang pelajar yang setiap senin sampai jumat dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore ada disekolah untuk belajar dan main basket, mahasiswa yang rutinitasnya adalah berangkat ke kampus untuk kuliah, perpus, mengerjakan tugas dan sebagai aktivis organisasi, atau seorang karyawan BUMN yang setiap harinya di belakang meja untuk sekedar mengetik laporan di setiap harinya.

saya kembali kepada judul tulisan ini, tentang "orang besar dan orang kecil". mari kita coba kaitkan dengan rutiniitas keseharian kita, apa sih maksud dengan orang besar dan maksud dari orang kecil.
ada yang pernah merasa cukup dengan kondisi sekarang, misalkan kamu adalah seorang pegawai BUMN yang memiliki gaji sebesar 6 juta plus tunjangan-tunjangan, atau kamu seorang mahasiswa dengan IPK semester 7-nya 3.89, atau dengan hal-hal lainnya yang merasa kamucukup dengan kondisi demikian?

saya pernah melihat seorang ibu yang sudah 17 tahun menjalani kehidupannya dengan jualan gorengan saja, saya menilai ibu tersebut memiliki nilai perjuangan yang luar biasa sekali, ia bertahan dengan penghasilannya menjual gorengan saja, bayangkan 17 tahun. disisi lain saya menilai juga, apakah ibu tersebut cukup dengan kondisinya yang demikian? apakah kebutuhannya tercukupi? apakah sudah saja sampai titik itu saja? baik ini hanya sebuah cerita pengantar dalam hal ekonomi saja, agar lebih mudah untuk di bayangkan. kita lihat dari kacamata seluruh kehidupan.

 kadang saya merasa bahwa ah sudahlah menjadi seorang karyawan berpenghasilan tetap, memiliki istri satu dengan tiga orang anak, dan menikmati kehidupan yang damai tentram sudah cukup indah kehidupan ini, namun tidak selalu begitu juga ketika direnungkan kembali. kita bisa mendapatkan yang lebih. memiliki istri lebih dari satu, ehh.. salah.. memiliki cita-cita yang lebih.

kadang malu sendiri ketika saya merasa cukup dengan keadaan kemudian teringat kisah-kisah luar biasa dari para pejuang dulu, Umar bin khatab (masih menjadi idola saya) yang mampu membawa kejayaan islam seluas-luasnya, Ali bin abi thalib merupakan sumber dari ilmu-ilmu, harun ar-rasyid pemimpin negara yang adil, umar bin abdul aziz yang mampu mensejahterakan rakyatnya, salahudin al ayubi yang mampu menegakan bendera tauhid di tanah tiga agama, yarusalem, ibn sina yang sampai berabad-abad bukunya menjadi rujukan kedokteran dunia, muhammad al fatih yang mampu menakhlukan kesombongan roma dengan menakhlukan konstantinopel, apakah itu pekerjaan orang-orang kecil? tentu tidak bukan. nama mereka jelas di ukir sejarah dengan tinta emas, pencapaian puncak bagi dirinya.

orang besar itu memiliki cita-cita yang tinggi, bukan untuk dirinya pribadi. ia melihat orang yang ada di sekitarnya, ia ingin memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya, ia mengorbankan waktunya untuk orang disekitarnya, bukan agar namanya di ingat atau di tulis dalam sejarah, ia hanya mencari ridho tuhannya. makanya kenapa kadang saya malu untuk menjadi orang kecil, menjadi orang biasa-biasa, mainstream.

semangat berkarya :D, semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.