link menu

Jumat, 24 Januari 2014

Forgiveness

Demi tuhan yang maha pengampun, ia akan mengampuni semua dosa-dosa. walaupun dosa itu seluas lautan niscaya ampunannya melangit luas. Tidak ada orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah melainkan mereka adalah orang kafir.
Satu lagu dari now see heart-seorang gadis, mencermati isi lagunya dan menemukan hal menarik. Yang pada intinya kita tidak perlu takut bahwa tuhan akan meniggalkan kita ketika banyak berdosa selama kita sungguh sungguh untuk kembali kejalannya.
Kita ini hanyalah manusia yang selalu saja membuat kesalahan, lagi..lagi..dan lagi. Tak pernah bersih dari dosa, hanya manusia. Pernahkah membuat satu kesalahan yang itu sangat kamu sesali? Pernah mungkin ya.
Kesalahan yang bisa jadi berdampak pada orang lain, pada limgkungan dan kamu sendiri. Secara meminta maaf kepada orang yang kamu sakiti tidaklah mudah, ibarat sebuah tangan yang tergores cukup dalam, ia mengeluarkan darah yang banyak, meminta maaf hanyalah menghapus atau menghentikan darah yang terus keluar tapi lukanya akan tetap berbekas.
Teringat satu cerita dari aa gym, ada seorang anak yang ia sangat pemarah, kemudian sang anak ingin menjadi tidak mudah marah. Ia datang ke seorang guru, gurunya berkata sambil memberikan papan, “jika kamu marah, tancapkan satu paku di papan ini, kalau kamu sudah bisa tidak marah cabut paku yang menempel di papan ini”. Hari berjalan, setiap marah si anak menancapkan paku di papan itu, sampai satu waktu ia menyadari banyak sekali paku yang sudah tertancap, ia berusaha melawan amarah ya dan berhasil satu persatu mencabut paku tersebut sampai habis. Apa yang tersisa? Yang tersisa adalah papan yang penuh dengan lubang.
Kesalahan kita bisa saja memberikan bekas kepada orang lain, berbekas dihatinya, walaupun ia bilang “dimaafkan”, “tidak -apa”, “santai”, dan lain sebagainya entah seberapa dalam sebenarnya bekas luka yang ditinggalkan. Meminta maaf memang bisa dilakukan, Dan Allah pun maha pengampun atas kesalahan kita, namun...
Ada satu hal yang menurut saya lebih sulit, yaitu memaafkan diri sendiri. Kadang inilah bagian yang tersulit. Memaafkan masalalu. Amirul muminin umar bin khatab sampai akhir hayatnya masih sering menangis terhadap perbuatan ya di masa jahiliyah dahulu yang telah mengubur hidup-hidup putrinya, dalam kisah itu saya merasa ada sebuah penyesalan yang dalam dari diri seorang amirul muminin. Entah, tapi bagi saya pribadi kadang memaafkan diri sendiri itu sulit, kesalahan diri sendiri itu berbekas dalam hati yang kadang terlihat dan kembali terasa perih.

Disisi lain kita pun harus meyakini, jika Allah saja maha pengampun dan maha pemaaf, masa kita tidak mau memiliki sifat itu, masa kita mau melampaui Allah sang maha pengampun? Semoga kita senantiasa di bimbing di jalan Allah dan selalu dalam ampunannya. 
*mulai mencoba memaafkan diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar