link menu

Jumat, 18 Januari 2013

Asuransi syariah apa dan untuk siapa?




Halo sobat-sobat sekalian, posting kali ini akan saya bahas tentang resiko, Asuransi Syariah, dari seluk beluknya, apa sih yang special dari asuransi syariah, dan siapa sih yang seharusnya berasuransi. Yuk di simak.
Resiko dan asuransi
Ingat salah satu rukun iman adalah iman kepada hal yang ghaib? Yup, banyak sekali hal ghaib yang sebenarnya menjadi bagian di kehidupan kita, salah satunya adalah masa depan. Masa depan tidak pernah kita ketahui dengan pasti, yang pasti itu hanya kematian saja, itupun tidak tahu kapan waktunya. Masa depan yang tidak pasti ini menjadi hal yang sangat menarik loh jika kita tafakuri, dapat dibayangkan jika kita mengetahui kapan kita akan meninggal, atau dalam kondisi apa kita meninggal, mungkin akan banyak kegiatan yang akan kita hindari untuk menghindari kematian itu ya.
Nah balik ke topik, ketidakpastian itu bisa kita katakan sebagai resiko ya, ketika berbisnis ada resiko rugi, ketika berkendaraan ada resiko kecelakaan, ketika sehat ada resiko sakit, dan lain sebagainya. Resiko ini akan senantiasa ada dalam kehidupan kita, karna adanya ketidak pastian itu. Apa sih yang sebenarnya bisa dilakukan manusia terhadap resiko ini? di belahan bumi sana, ada orang-orang yang berusaha mencari tahu kejadian masa depan dengan bertanya pada peramal atau dukun, mereka ingin mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan agar dapat mengambil tindakan saat ini. sebuah fitrah jika manusia punya ketakutan terhadap resiko. Namun hal itu tidak lah di benarkan dalam syariat Islam karna tergolong perbuatan yang musyrik.
Banner IIC Blog
So… apa yang bisa kita lakukan sih?
Resiko itu tidak dapat kita hilangkan, namun dapat kita mitigasi atau mengurangi resikonya. Sebagai contoh, agar tidak terjadi kecelakaan maka menggunakan sepeda motornya dengan hati-hati dan mematuhi tata tertib. Resiko terhadap sakit jantung maka mitigasinya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan rajin olah raga. Ya upaya yang dilakukan untuk mengurangi peluang terjadinya resiko tersebut.
“Nah apa sih kaitannya resiko ini dengan asuransi?”
Asuransi adalah sebuah produk keuangan yang berfungsi untuk mitigasi resiko, ketika terjadi kerugian maka kerugiannya adalah minimal, ketika terjadi kecelakaan maka biayanya dapat di minimalisir, ketika terjadi sakit jantung yang mendadak dengan asuransi biaya berobat dapat di tanggulangi. Produk asuransi ini adalah bertujan untuk melindungi diri kita dari berbagai resiko.
Terdapat dua istilah mitigasi resiko yang dapat dilakukan dalam kegiatan asuransi ini, yaitu risk transfer atau transfer resiko dan risk sharing atau membagi resiko. Untuk transfer resiko maka segala bentuk kerugian akan langsung di serahkan kepada perusahaan asuransi untuk menanggung bentuk kerugian, sedangkan sharing resiko adalah membagi resiko yang ada dengan para pemegang polis akan kita bahas dalam kaitan dengan asuransi syariah.
Asuransi Konvensional dan Asuransi Syariah
Nah sob, kita ini kan hidup di era sekarang nih, dimana perekonomian Syariah lagi boomingnya di indonesia. pertumbuhan asuransi syariah pun sangat luar biasa cepatnya dalam dua dekade terakhir ini, pada tahun 2013 ini di prediksi pertumbuhan sebesar 30-40% .
apa sih asuransi syariah ??
nah ini mungkin yang perlu kita pahami, beda dari asuransi syariah dan asuransi konvensional. Kita bahas dari konsep resiko tadi ya, ketika di asuransi syariah, resiko yang ada pada para pemegang polis itu di share kepada seluruh pemegang polis. Resiko dari satu pemegang polis akan di tanggung oleh pemegang polis lainnya, ko bisa sih? Nah itu lah yang menarik dalam asuransi syariah. Islam mengajarkan dalam kehidupan bermuamalah untuk saling tolong menolong (tabarru), dengan tetangga, dengan rekan-rekan, dengan semua umat muslim selama dalam kebaikan. Mengutip satu hadis yang menyatakan bahwa “belum sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri”. Ini lah yang membedakan asuransi syariah, ada nilai islam dalam kegiatan operasionalnya.
Para pemegang polis yang mau ikut dalam asuransi syariah ini seolah berkata “ini uang saya sebagai bentuk takziah kalo ada yang kena bencana diantara para pemegang polis, saya rido uang ini dipake untuk membantu saudara saya. Dan ini sebagian uang lagi untuk investasi yang saya titipkan di perusahaan asuransi silahkan di kelola dengan cara yang halal” seolah-olah berkata seperti itu dalam satu produk asuransi syariah.

Produk asuransi ini berakad tabarru sekaligus tijarah (investasi) dengan skema bagi hasil secara umumnya. Misalkan perusahaan asuransi syariah alianz, memiliki produk asuransi seperti : produk asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi umum dan lain-lain.

Seperti yang sudah di ceritakan sebelumnya, bahwa dalam pembayaran premi tersebut sudah masuk dalam dua hal yaitu tabarru dan tijara, dua akad ini di bedakan dalam pengelolaan dananya, ada yang masuk pool tabarru dan untuk investasi masuk kepada pool tijarah.  Jika kita mengalami musibah dan kita merupakan pemegang polis asuransi salah satu dari produk diatas, maka kita memiliki hak untuk claim atas asuransi tersebut selama musibah tersebut memang wajar. Dana claim ini diambil dari pool tabaru yang memang di peruntukan untuk claim pesertra asuransi.
Dalam asuransi syariah ini uang premi yang dibayarkan dan merupakan porsi investasi akan dikembalikan berserta bagi hasil dari hasil investasi yang dilakukan perusahaan asuransi, tidak mengenal dana hangus untuk porsi investasi, berbeda dengan asuransi konvensional ketika kita membayarkan premi setiap bulannya dan tidak ada claim, maka uang premi tersebut akan hangus sebagai beban bagi kita.
Untuk siapa sih asuransi syariah ini?
Nah ini yang paling penting sob, ketika kita telah memahami tentang resiko kehidupan, tentang apa sih asuransi syariah itu dan bagaimana mekanisme didalamnya, maka yang jadi pertanyaan berikutnya adalah untuk siapa sih asuransi ini? telah kita pahami bahwa konsep yang ada di asuransi syariah ini adalah konsep tabarru yaitu tolong menolong, dan hal ini adalah hal yang sangat mulia yang diajarakan dalam agama kita. maka Jawabannya sederhana sebetulnya, ketika kita ingin ada orang yang menolong ketika kita mendapat musibah, maka awalilah dengan membiasakan menolong orang. Dapat dibayangkan jika sesama muslim telah saling ridha dalam tolong menolong dengan konsep asuransi beserta dengan skema investasi bagi hasil, maka kehidupan akan lebih mudah ketika ada musibah yang menimpa,  Akan ada banyak uluran tanggan yang datang dalam membantu serta dapat pula menjadi alternatif investasi untuk persiapan kehidupan mendatang.
Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong –menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesuangguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Qs. Al-maidah : 2)

37 komentar:

  1. sedang bermain di asuransi Ef? moga Allah lancarkan urusannya :D saya perhatikan, kalau pengguna asuransi konvensional itu lebih menyasar kalangan menengah ke atas ya? kok bisa terjadi seperti itu? apa asuransi syariah juga seperti itu?

    BalasHapus
  2. Menarik juga ya ini tentang asuransi syariah. Karena jujur, baru aja tau dan dengar mengenai asuransi syariah setelah membaca postingan teman SMP saya ini. :')

    Setelah baca, banyak hal yang ingin saya tanyakan sebenernya mengenai asuransi syariah ini. Karena kebetulan, saya telah membuat asuransi juga di salah satu perusahaan asuransi konvensional di Indonesia.
    Seperti: "Jadi ada sebagian dana kita yang diinvestasi untuk membantu pemegang polis lain ketika kekurangan dana atau hanya membantu/bagi hasil dengan perusahaan?"

    Mungkin cukup menarik yah nih untuk dibahas lebih lanjut, hehe... :D
    Apalagi bagi yang muslim, pasti pengennya yang halal dan bermanfaat dong bagi umat sesama :)

    BalasHapus
  3. Bagus tuh tulisannya :D
    coba dikasih contoh kalo pas zaman rasulullah ada g? biar orang yg baca juga lebih yakin,he...
    termasuk beri info juga untuk mendapatkan informasi tambahan lainnya tentang asuransi syariah jika memang mau ada yg di referal link gitu :D

    Sedikit mencoba menjawab pertanyaan yg diatas nih
    Aldhiwanalfatih : karena golongan bawah itu sudah ada jatah yang harus dibayarkan oleh golongan menengah ke atas yaitu zakat, so mereka g harus ikut asuransi lagi :D
    (Semoga pengelolaan dana zakat lebih optimal lagi, aamiin)

    Oktiadewi : dalam asuransi syariah kita melakukan keduanya, yaitu menolong dan berinvestasi :D

    BalasHapus
  4. menarik juga ada yg membahas asuransi syariah.. jadi ingat skripsi saya, walau dulu belum ngerti ttg asuransi syariah tapi maksain nulis ttg asuransi syariah, jadinya agak lucu deh skripsinya.hehe

    kini setelah berkecimpung di perbankan syariah, sy sering berinteraksi dgn yg namanya asuransi syariah. perkembanagan asuranssi syariah sendiri turut pula didorong oleh perkembangan perbankan syariah, karena bank-bank syariah harus memilih rekanan asuransinya adalah asuransi syariah.

    saya sangat tertarik dengan konsep ta'awun dan takaful nya asransi syariah, yang sangat mencerminkan ajaran islam, tapi apakah itu terjadi dalam praktiknya??? saya sangatlah ragu. tapi husnudzan saya sama seperti husnudzannya pada bank-bank syariah, insya Allah sedang berupaya menuju ke arah yg lebih syar'i.hehe

    dana tabarru' seharusnya merupakan dana milik semua anggota asuransi, jika tidak ada yg terkena musibah atau ada yg terkena musibah tapi dananya masih berlebih, hendaknya dana tersebut dikembalikan lagi kpd semua anggota asuransi, tdk lantas menjadi keuntungan perusahaan asuransi syariah.

    sempat terlintas dalam benak saya utk mendirikan asuransi syraiah kecil2an sendiri, seperti BMT atau Koperasi syariah yg berfungsi sbg substitusi bank, maka ingin jga mendirikan lembaga sbg substitusi asuransi syariah. kayaknya menarik.hehe

    mohon tambahan ilmu
    yg miskin ilmu dan pengalaman
    Abdu

    BalasHapus
  5. terlepas dari hukum asuransi menurut islam. sy sangat setuju dengan asuransi syariah (jika sesuai dengan penjelasan diatas) soalnya, dana umat islam memang sudah seharusnya di olah oleh suatu lembaga profesional, dari pada cuma di simpan di bank dan malah habis diambil sedikit demi sedikit. mending di olah u membantu sesama muslim sekaligus investasi.

    saya kira yang kovensional dengan syariah sama2 sj cuma beda nama, oh ternyata berbeda :D (trimakasih infonya)

    mudah2an segala sesuatu yang berbau syariah, berkembang ya...karena memang sitem yg dibuat bagus, karena memang buatan Allah, bukan buatan manusia

    BalasHapus
  6. Secara umum, masyarakat kita belum begitu 'melek' tentang asuransi(termasuk saiyaa). Bahkan, pandangan yang didapat, justru menempatkan asuransi sebagai pihak yang kurang diminati. Mengapa demikian yaa?

    Btw, bagaimana menurut pandangan Islam hakikat dan tujuan asuransi yang sesungguhnya? pernah dengar juga bahwa asuransi itu mengandung unsur judi,samar, dan riba (berlebih)? (ya mungkin kalo dari segi konsepan asuransi syariahmah nggak gitu ya)
    Hanya sedikit gamang(ato aapa ya sebutannya :p)dengan nama syariah yang hanya sebatas nama tambahan atau penghias saja di kondisi zaman seperti saat ini,,

    Semoga kelak ngga ada yang namanya sistem berbau syariah,
    karena yang ada hanya syariah Islam, gak ada pilihan lain :D

    Yo selamat berjuang kang Gilang, jadilah ahli dibidangmu,,
    Semangatt!! :D

    BalasHapus
  7. bagus kang. lebih rinci dan jelas dari pada tulisan saya yang cuma catatan dari SIES.. hehe
    boleh dicek..
    http://algheraze.blogspot.com/2013/01/mengenal-asuransi-dan-asuransi-syariah.html

    BalasHapus
  8. menarik kang, pembahasan yang dipaparkan jelas dan lugas,

    BalasHapus
  9. bagus kang! saya baru tau kang tentang ini haha, ditunggu ilmu ilmu lainnya

    BalasHapus
  10. Pertanyaan yang perlu dicermati saat ini apakah memungkinakan menerapkan asuransi syariah di saat ini, yang secara akarnya tidak mungkin bisa bersatu dengan syariah? karena apabila tidak memiliki akar yang benar maka akan syariah yang akan diterapkan akan menjadi syariah-syariahan (abal-abal), yang tentu saja patut dipertanyakan kebenarannya

    BalasHapus
  11. Hahahaha..
    SubhanaAllah.
    Tulisannya memberikan pencerahan utk generasi bangsa..hhe
    Semangat!!!

    BalasHapus
  12. Bagus tulisannya bung gilang :-D
    Apalagi intan ga trlalu ngerti sama cara main asuransi. hehe... :-P
    Kalau cara main dlm asuransi syariah itu sperti yg digambarkan di tulisan di atas, seharusnya transparansi dalam pengolahan dana asuransi dan polisnya pun harusnya bisa lbh terbuka di asuransi syariah ini. transparansi dan kejelasan, serta cara main yg sesuai dg ajaran agama islam itu diharapkan bs mnjadi penarik minat dr masyarakat, khususnya kaum muslim utk mulai memakai jasa asuransi syariah ini.
    Betul tidak?? ;-)

    BalasHapus
  13. makasih ya kang infonya, jadi makin tau ttg asuransi syariah :)

    BalasHapus
  14. wah ramai ya, maaf baru sempat buka laptop dan internet.
    @aldhiwan : nah wan, sebetulnya konsep asuransi syariah ini malah lebih tepat untuk kalangan menengah kebawah kalo pendapat saya. kenapa? karena nilai resiko dr orang menengah kebawah ga akan besar yang artinya ga akan ngabisin dana tabarru dari pool asuransi. kalo pengusaha besar tuh yang ikutannya, malah sekali klaim besar ngabisin porsinya besar, tapi tidak merata. jadi ya bagi saya sih, asuransi harusnya di ambil oleh golongan menengah kebawah, karna dengan asuransi kita sama-sama saling menolong dari orang yang kecil juga.

    @oktiadewi (riris) : hehe. teman smp nih sampe entar juga temen deh... :D...
    yup.. jadi di asuransi syariah itu, pembayaran premi itu ada dua bagian, sebagian bentuk investasi (urusannya dengan perusahaan) sebagian bentuk tabaru(semacam takziah utk sesama pemegang polis yg mengalami musibah). boleh kalo ada yang mau menambahkan. :D

    BalasHapus
  15. @kang rifa : hehehe.. iya kang sy belum nemu juga nih referensi nya kang.. mangga ath kalo mau di tambah kan boleh nih.. :D tapi sy pernah denger aja kang, dulu katanya ada skema jasa pengamanan dari bandit gitu untuk pedagang", mirip asuransi ga yah?


    @kang abdu : wah kang abdu nih emang oke.. hehe..
    sy sih belum tau dalem perusahaan asuransi itu seperti apa ya kang, sepengetahuan saya saja, kalo dana tabarru itu memang akan terus di tahan dan diinvestasikan untuk dapat laba, nah dari laba itulah di bagi sebagian sebagai keuntungan perusahaan sebagian lagi masuk ke pool tabaru, untuk dana tabarru seharusnya tidak di gunakan untuk yang lain. karna keterbatasan saya, mungkin ada yang mau menambahkan juga seperti apa realitanya. saya sepakat dengan pernyataan kang abdu, insya Allah kita bertahap dalam mencapai kesempurnaan syari. :D
    untuk idenya saya kepikiran hal yang sama kang, mungkin di antara teman kosan, atau teman organisasi, bisa diimplementasikan yang sederhana ya.. patut di coba. (y)
    salam semangat untuk kang abdu salah satu pejuang ekonomi syariah.

    BalasHapus
  16. bismillah. semoga orang yang membagi ilmunya ditambahkan lagi pemahaman agamanya oleh Allah SWT. amin:)

    setuju dengan mas gilang, bahwa terdapat dana tabarru (tolong-menolong) dari para pemegang polish untuk membantu pemegang polish lain yang terkena musibah. tapi, menurut saya sih asuransi itu tidak bisa memitigasi resiko. sifatnya hanya "meringankan beban" paska bencana. kalau memitigasi resiko itu ya misalnya naik motor pake helm, tertib berkendara, dll.

    ngomong-ngomong asuransi untuk golongan ekonomi menengah dan bawah, saya tahu kalau ada BMT yang mengelolanya. salah satu contohnya BMT miftahussalam yang ada di daerah ciamis.

    btw, praktik keuangan asuransi atau yang serupa pada zaman Rasulullah SAW saya belum pernah dengar. tapi, praktik tolong-menolong ketika zaman Rasulullah SAW jangan ditanya lah ya....hehe

    BalasHapus
  17. wah menarik2 cuy sangat mencerahkan.. sejujurnya gw jg belum paham dengan sistem ekonomi syariah :D

    BalasHapus
  18. @amal dan @mia ; Insya Allah ajaran islam adalah akan berakhir dengan kebaikan. yup memang kalo bicara ideal sih sy sepakat belum bisa di katakan ideal ya, baik asuransi, perbankan ataupun keuangan. tapi insya Allah ini salah satu langkah awal untuk memahamkan masyarakat agar melek syariah. sebelum syariah itu benar" tegak. semua proses insya Allah. :D

    BalasHapus
  19. @pimgi, ayo semangat menulis.. :)
    @arip : alhmdllah, semoga bermanfaat bung.
    @adeg : semangat belajar lagi kang adeg... :D

    BalasHapus
  20. @reza : wah mas, insya allah kalo sekarang ini masyarakat di pahamkan, maka ketika segala aspeknya sudah mendukung, maka masyarakat pun akan lebih mudah dalam menjalankan syariat.

    @lisya : hahaha.. semangat juga buat uni ica..

    @intan : sepakat dengan bu intan. (y)

    BalasHapus
  21. Wah subhanallah tulisannya kang. Kapan2 bahas Faraid kang. Ilmu yang banyak ditinggalkan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. :D kalo tentang faraid saya masih harus banyak belajar.. :)

      Hapus
  22. @priadi : santai aja mas, semua ada prosesnya.. hehe..

    @raran : wah terimakasih nih kang raran sudah memberikan tambahan informasi dan koreksinya :)

    BalasHapus
  23. baru tahu istilah asuransi syariah dari saudara gilang, selama ini saya hanya mengetahui cara kerja asuransi konvensional saja, dan ternyata asuransi syariah punya lebih banyak keuntungan

    tulisannya bagus lang, jangan bosen posting ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru posting lagi nih dim.. :D doakan semoga tetap bisa post yang bermanfaat..

      Hapus
  24. Wah..tulisan kang gilang membuka pikiran saya tentang asuransi syari'ah..Jadi seharusnya akadnya itu tolong-menolong dan investasi ya..

    btw kalau ALLIANZ ada Asuransi Syari'ahnya kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah kalo gitu. :)

      sudah ada ko.. ini produk" nya dari allianz yang sharianya : http://www.allianz.co.id/AZLIFE/Indonesian/Products/Sharia/

      Hapus
    2. wow..ALLIANZ kan sponsornya Bayern Munich

      Hapus
    3. woo gitu ya.. hahaha.. sy kurang hafal kalo sepak bola dan sponsornya..
      :D

      Hapus
  25. tulisannya mantep sob... semakin tercerahkan nih tentang aruransi syariah.:)

    BalasHapus
  26. terbukti memang segala sesuatu yang berlandaskan islam memang baik untuk manusia, termasuk asuransi syariah.

    namun mungkin yang menjadi tantangan yang harus dijawab, tidak hanya bagi para pelaku ekonomi syariah, tapi juga untuk kita para mahasiswa yang menggeluti ekonomi syariah adalah bagaiamana pembahasaan tentang kebaikan ekonomi syariah melalui edukasi dan sosialisasi bisa sampai kemasyarakat, hingga nantinya ekonomi syariah semakin memasyarakat di masyarakat indonesia

    keep posting gan, jika berkenan mampir ke : abdullahkholifah.wordpress.com, ada beberapa tulisan tentang ekonomi syariah meskipun masih beberapa dan seadakanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah ane sepakat sama agan abdul, :D
      semoga semakin memasyarakat dakwah ekonomi islam ini ya.

      Insya allah mampir :D

      Hapus
  27. Subhanallah..
    Alhamdulillah jadi nambah ilmu. Sebelumnya saya belum tau tentang asuransi ini kang hehe
    Mudah2an di ISEG lebih banyak dan lebih dalam lagi kajian2 ekonomi syari'ahnya.
    Sukses kang, semoga bisa lebih banyak lg membagi ilmunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. makasih sudah mampir Asma. :) sukses juga ya untuk terus belajar kajian ekonomi islamnya.

      Hapus
  28. subhanallah..makasih banyak sharing ilmunya lang..ditunggu karya2 berikutnya :)

    BalasHapus
  29. sekedar sharing, Bro.! Mengimani hal yang ghaib itu bukan termasuk rukun iman. rukun iman itu ada enam 1)Iman kepada Allah. 2)Malaikat. 3)Kitab-kitab Allah. 4)Nabi. 5)Hari Akhir. 6)Qodlo Qodar.
    kalu iman pada hal yang ghaib itu merupakan ciri-ciri orang yang taqwa, sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 2-3. dan, tidak ada ahli tafsir yang memasukkan masa depan sebagai hal yang ghaib.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah.. Syukron kang atas koreksinya, sy tidak bermaksud untuk mendahului para ali tafsir. Pendapat ini pendapat saya saja, tidak menjadikan sebuah rujukan hukum, masih sedikit ilmunya. Hehehe.. Nuhun pisan.

      Hapus