“menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seorang muslim”
Hadist yang sudah tidak asing lagi di telinga kita bukang. Betul
itu tentang kewajiban kita sebagai seorang muslim yang harus terus mencari
ilmu. Kenapa harus ya? Sedikit sharing tentang kenapa kita harus menuntut ilmu
selain dari sebuah perintah yang telah Allah tetapkan, Allah pun akan
meniggikan orang yang berilmu seperti dalam firmannya
“Allah meninggikan orang yang berilmu beberapa derajat di
hadapan Allah”
Ilmu yang wajib kita pelajari adalah ilmu mengenai dinnul
islam, ilmu yang akan menentukan kehidupan kita di hari akhir kelak. Adapun ilmu-ilmu
lainnya itu hukumnya fardhu kifayah artinya ketika ilmu itu penting untuk
kelangsungan hidup umat muslim maka semua umat muslim wajib mengetahui hal itu
tetapi jika sudah ada orang yang mempelajarinya maka kewajiban umat muslim yang
lainnya hilang. Ilmu mengenai dinul islam ini penting kenapa, karna mencari
ilmu tentang islam ini adalah bentuk bersyukurnya kita sebagai manusia yang
telah Allah SWT ciptakan dan kita sadar harus mengabdi kepada Allah SWT. Saya kasih
gambaran sederhana, manusia ini bisa jadi ada beberapa level. Dilihat dari
bagan di bawah ini ya .
Ini adalah bagan tahapan manusia, ada yang seperti binatang,
ada yang disebut manusia, hamba, dan seterusnya sampai seorang manusia itu bisa
disebut sebagai mutaqin. Singkat saja ya, yang menjadikan manusia bersifat
seperti binatang adalah ketika dirinya tidak menggunakan akal dan potensi yang
diberikan Allah. Sedangkan manusia menjadi seorang hamba adalah ketika
menggunakan akalnya ia mampu menyadari bahwa dirinya ada kemaksudan atas adanya
dirinya yaitu untuk mengabdi kepada sesuatu, ketika dirinya menyadari untuk
mengabdi kepada Allah dan mengikuti Islam, jadilah dirinya seorang muslim. Muslim
yang baik akan menjadikannya untuk terus menuntut ilmu untuk mencapai tahapan
selanjutnya, yaitu mumin atau orang yang beriman, ia sudah mau untuk mendalami
islam, sudah mau melaksanakan perintah-perintah-Nya. terdapat firman Allah yang
membedakan antara orang beriman dengan orang islam, sebagai berikut :
“Orang-orang Arab Badui itu berkata:
"Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi
katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu;
dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi
sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang." (Qs. Al hujurat : 14)
Baik, disini kita fokuskan pada pembicaraan utama kita. Yaitu
orang beriman, yang dimana kita harus mampu menjadikan iman itu masuk kedalam
hati kita, menambah pengetahuan tentang iman itu sendiri.
Kedudukan Allah SWT
Ketika ada paertanyaan siapa Allah itu? Jawaban kita mungkin
akan mengatakan bahwa Allah adalah tuhan kita, yang memberikan risky, yang
mengatur urusan kehidupan, yang mengabulkan doa-doa kita, kurang lebih seperti
itu. Begitulah jawaban yang sederhana, disini saya ingin share bahwa Allah
telah membagi kedudukan Allah SWT seperti apa, hal ini terlihat dalam surat
yang sudah sangat kita kenal,
Katakanlah: "Aku berlidung kepada rabb (yang
memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, Sembahan manusia (Q.s an-naas
: 1-3)
Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa
dirinya adalah Rabb, Malik, dan Illah. Mari kita lihat satu persatu
Rabb
Allah menyebut dirinya sebagai Rabb yang dalam bahasa Arab
memiliki pengertian, tuhan, Pencipta,
Pendidik, Pengatur segala urusan, Pemelihara dan lain sebagainya. Seperti dalam surat :
Katakanlah: "Siapakah yang memberi
rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan)
pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab:
"Allah." Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya)?" (Qs. Yunus : 31)
Disinilah kita menyikapi bahwa Allah adalah
rabb ketika kita menyebutnya bahwa ialah pencipta kita, pengatur dan pemberi risky.
MALIK
Allah menyebut dirinya Malik yang dalam
bahasa Arab memiliki pengertian yang memiliki kekuasaan, Allah lah yang
menguasai barat dan timur, utara dan selatan, langit dan bumi Allah lah yang
menguasai semua itu.
yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan
bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam
kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya (Qs Al furqan : 2 )
Allah memposisikan dirinya sebagai penguasa
langit dan bumi, begitulah seharusnya kita memposisikan Allah SWT.
Illah
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak
ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Qs muhmmad : 19)
illah adalah sembahan, sesuatu yang diutamakan, dicintai,
makna bahwa Allah SWT sebagai Illah adalah, hanya Allah lah yang pantas untuk
menajdi sembahan, yang merupakan diutamakan, yang satu-satunya dicintai secara
mutlak.
Manusia
Ketiga hal ini mengapa penting bagi kita untuk mengetahui? Apa
sebenarnya keharusan kita untuk mengetahui kedudukan Allah? Disini saya coba share apa kepentingan dari ketiga hal
ini.
Kepentingan yang pertama adalah kita ini sebagai seorang
Hamba. Apa arti seorang hamba? Seorang hamba adalah sosok yang lemah, diamana
ia hanya bisa mengikuti titah tuannya. Ia tidak akan dapat hidup jika tidak
bergantung kepada tuhannya. Disini tuan manusia adalah Allah. Penting sekali
bagi kita yang merupakan seorang hamba untuk mengenal siapa sebenarnya tuan
Kita, sehingga kita sebagai hamba tidak akan salah dalam memposisikan siapa
tuan kita, apa saja hak-hak tuan kita, dan apa saja kewajiban kita sebagai
hamba terhadap tuan kita. Allah sudah menetapkan apa saja hak-hak Allah dan
Allah menetapkan juga apa kewajiban hambanya.
Selain sebagai hamba, kita pun diposisikan Allah sebagai
seorang kholifah di muka bumi. Manusia di jadikan kholifah di muka bumi ketika
penciptaan nabi Adam AS, dan tugas tersebut terus turun-temurun di jalankan
oleh para pengikut kenabian sampai akhir zaman. Kholifah bertugas untuk
mengatur dan mengelola bumi yang diamana ia sebagai wakil Allah di muka bumi. Kholifah
harus bergerak dan bertindak sesuai dengan kepentingan Allah, karna kholifah
atau manusia adalah wakil Allah di muka bumi.
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab
orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki
dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki
dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs Al
Ahzab 72-73)
Dalam meberikan Amanah dan tanggung jawab
kepada manusia, Allah SWT pun memberikan satu arahan dalam mengelola bumi yang
terlihat dalam ayat berikut :
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan… (Qs. Al hadid : 25)
Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka
melupakan hari perhitungan. (Qs Shaad : 36)
Begitulah peran kholifah yang harus dijalankan manusia
sebagai peran yang telah Allah berikan. ia juga bertugas untuk tetap menjaga
manusia lainnya untuk senantiasa mengabdi kepada Allah secara sempurna, menjaga
keimanan serta ketaatan hanya kepada Allah saja secara sempurna.
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (Qs al baqorah : 208)
Ayat tersebut adalah seruan Allah kepada manusia yang
beriman untuk mengikuti seluruh perintah dan larangan yang telah di tetapkan
Allah secara utuh, tidak sebagian-sebagian. Disinilah pentingnya diri kita
memahami bahwa diri kita ini diciptakan oleh Allah tentu dengan satu maksud
yaitu :
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Qs Adz zaariyat : 56)
Cukup panjang ya tulisannya, tapi poin besar yang saya
maksudkan dalam tulisan ini adalah, bagaimana kita sebagai hamba bisa mengenal
siapa sebenarnya tuhan kita, apa saja hak-hak Allah dan kedudukannya, dan siapa
kita dan peran kita ini harus ngapain dalam rangka peribadahan secara utuh
kepada Allah SWT.
Semoga curahan ilmu dan hidayah senantiasa mengalir kepada
kita dan kita senantiasa di tunjukan jalan yang lurus. Aminn…
Wallahualam